PTPN VII Ubah Struktur Organisasi

 

BANDARLAMPUNG, beritaindonesianet—Di tengah masa recovery, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII melakukan perubahan struktur organisasi. BUMN di bawah kendali PTPN III Holding ini merampingkan direktorat dari 11 bagian menjadi 9 bagian. Perubahan itu berlaku mulai 1 September 2020 sekaligus menetapkan pejabat yang menempati posisi jabatan setingkat Kepala Bagian dan Manager.

Penetapan struktur baru disampaikan Senior Executive Vice President (SEVP) Business Support Okta Kurniawan pada Rapat Kerja Manajemen di GSG Kantor Direksi, Selasa (1/9/20).

Rapat tersebut, diikuti seluruh kabag, manajer, direktur anak perusahaan, dan pejabat lainnya, yang dipimpin langsung oleh Direktur PTPN VII Doni P. Gandamihardja, serta didampingi SEVP Operation I Fauzi Omar, dan SEVP Operation II Dicky Tjahyono.

Okta Kurniawan mendapat kesempatan pertama untuk mengumumkan kebijakan baru tentang perampingan struktur organisasi. Ia mengatakan, pemadatan direktorat ini merupakan amanat dari perusahaan induk (holding) untuk efisiensi dan proses bisnis yang lebih dinamis serta efektif.

Sembilan direktorat itu adalah Bagian Satuan Pengawasan Internal (SPI), Bagian Sekretariat Perusahaan, Bagian Tanaman, Bagian Teknik dan Pengolahan, Bagian Pengadaan dan Umum, Bagian Perencanaan dan Keberlangsungan Usaha, Bagian Aset dan Support Business, Bagian Akuntasi dan Keuangan, dan Bagian Sumber Daya Manusia (SDM).

Pada hari itu juga, personel bagian-bagian itu diisi dengan reposisi jabatan. Secara berurutan yang ditugaskan untuk menempati jabatan dimaksud adalah Bambang Hartawan General Manajer PG.Bungamayang menjadi Sekretariat Perusahaan, Ary Askari Kepada Bagian Teknik dan Pengolahan menjadi Kepala Bagian Satuan Pengawasan Internal, Aris Afandi Kadiv Operasional Teknik PT. BCN menjadi Kepala Bagian Teknik dan Pengolahan, Yulianto Kepala Bagian Pengembangan Stategis dan Teknologi menjadi Kepala Bagian Perencanaan dan Keberlangsungan Usaha.

Selanjutnya, Iyushar Ganda Saputra Kepala Pengadaan dan Pemasaran (PNP) menjadi Kepala Bagian Pengadaan dan Umum, Arif Syaifudin Zuhri Kepala Subag Protokoler Humas dan Biro Direksi menduduki jabatan Direktur PT. Optima Nusa Tujuh, Yessi Plofesi Kepala Bagian Umum dan Program Kemitraan Bina Lingkungan menjadi Direktur PT. Karya Nusa Tujuh, M.Nugraha Manajer Project menjadi Kepala Bagian Aset dan Suport Bisnis serta Irma Kurniawati menjadi Kadiv PT.BCN.

Selain para kepala bagian, reposisi juga dilakukan pada jajaran manajer. Hal itu karena ada beberapa manajer beralih tugas ke Kantor Direksi menjadi Kepala Bagian. Para manajer tersebut antara lain, Agus Faroni (Unit Tulungbuyut), Tri Sutanto (Unit Betung), Wilson Sinaga (Musi Landas), Enda Z. Arifin (Senabing), Syafii Ritonga (Rejosari), Malik Royan (Talopino), Supomo (Bekri), Hendra Putra (Sungai Lengi), M. Audy Temata (Talang Sawit), Muhammad Baasith (Way Lima), Willy Mulyawan (GM Bungamayang) dan Rusman (Kedaton).

Selain pengumuman perubahan struktur dan reposisi pengisian jabatan baru, rapat kerja secara serius membahas kinerja perusahaan. Dalam pengarahannya, Direktur PTPN VII Doni P. Gandamihardja mengatakan, meskipun sudah mengarah kepada proses recovery, tetapi posisi perusahaan masih belum aman.

Mengutip data produksi dan produktivitas hampir semua komoditas yang diusahakan, Doni melihat ada trend penurunan pencapaian.
Dengan kondisi ini, Doni mengajak semua unsur pimpinan untuk terus menggerakkan setiap potensi, terutama penggalian produksi agar lebih maksimal. Lebih dari itu, ia juga meminta masukan ide-ide di luar yang selama ini berjalan normatif. Sebab, kata dia, proses recovery dengan kondisi yang tidak sehat ini akan berlangsung sangat lama dan tidak progresif.

“Kita harus cari opsi selain dari mengejar produksi. Sebab, produksi dengan trend seperti yang terjadi sekarang ini akan makin menjauhkan kita dari pencapaian tujuan. Sementara tanaman kita bertambah tua dan pada saatnya tidak produktif lagi. Kita butuh investasi untuk replanting dan juga relaksasi cash flow,” kata dia.

Doni membuka wacana untuk kemungkinan menyewakan lahan tebu untuk mendapatkan modal usaha. Juga mengundang investor untuk bekerja sama operasional pada unit yang secara ideal membutuhkan investasi. Bahkan, Doni meminta manajemen melakukan kajian yang komprehensif untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

“Kita punya resources, tetapi karena kesulitan cash flow berakibat kurang maksimal memberdayakan. Kita juga punya kebun sawit produktif seperti di Bentayan dengan 6.000 hektare tetapi tidak ada pabrik. Kita undang investor saja untuk KSO. Juga kita punya pabrik di Talangsawit tapi nggak punya kebun. Ini harus ada penanganan konkret agar tidak membebani cash flow. Kita butuh dana besar untuk relaksasi finansial,” kata dia.

Tentang bisnis komoditas, SEVP Operation I Fauzi Omar yang membidangi kelapa sawit dan teh meminta semua manajer untuk mengoptimalkan penggalian produksi. Menelisik hampir semua unit, ia menganggap kinerja pada komoditas sawit masih belum maksimal.

Sementara itu, pada komoditas karet, Dicky Tjahyono meminta manajer merebut potensi secara cermat. Ia bersyukur harga komoditas karet olahan produksi PTPN VII sedang naik dan berterima kasih kepada jajaran yang berhasil meningkatkan penggalian produksi cukup baik. Kata dia, secara potensi, karet PTPN VII baru tergali sekitar 72 persen.

“Saya menyampaikan apresiasi kepada kinerja karet PTPN VII. Terutama kepada Way Berulu yang berhasil menjadi terbaik tingkat holding. Juga Unit Senabing yang masuk lima besar. Ini harus menjadi bench mark bagi unit lain,” kata dia. (nur)