Andika: Pengangguran Banten Tertinggi Kedua di Indonesia

Serang – Jumlah pengangguran di Banten menempati urutan kedua nasional. Sebab, tingkat pengangguran di Banten pada 2017 mencapai 9,2 persen.

“9,2 persen angka pengangguran di Banten, tertinggi kedua Nasional. Memang berat, tapi kita harus menekan angka pengangguran terbuka nasional,” kata Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumi belum lama ini.

Dia meminta, kabupaten dan kota di Banten untuk bersama-sama menekan laju angka pengangguran terbuka di Tanah Jawara.

“Saya harap Pemkab Serang ikut serta menekan angka pengangguran di Provinsi Banten dan mempermudah izin investasi,” ujar dia.

Selain itu, salah satu penyebab meningkatnya pengangguran, Andhika menjelaskan kalau industri di Banten lebih banyak padat modal sehingga kurang menyerap tenaga kerja.

“Di Banten ini, daerah industri terbesar nasional dan penyumbang PDB terbesar nasional, tapi pengangguran nya banyak. Saya lihat, investasi di Banten ini padat modal,” kata dia.

Perlu diketahui, pada 2016, angka pengangguran di Banten sebesar 8,92 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) paling banyak disumbang Kabupaten Serang dengan angka 13 persen atau sekitar 82 ribu orang.

Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memiliki angka pengangguran terkecil sebesar 6,83 persen, dengan jumlah 48 ribu. Jumlah pengangguran terbesar berada di Kabupaten Tangerang, sebesar 10,57 persen dengan jumlah 175 ribuan.

Kabupaten Pandeglang sebesar 8,30 dengan jumlah 42 ribu, Kabupaten Lebak sebesar 8,88 persen dengan jumlah 52 ribu, Kota Tangerang sebesar 7,16 dengan jumlah 75 ribu.

Kemudian Kota Cilegon sebesar 11,8 persen dengan jumlah 22 ribu, dan Kota Serang sebesar 8,43 dengan jumlah 25 ribu. Banten sendiri memiliki 14.327 perusahaan.

Sebelumnya, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PTT) RI berupaya menggenjot ekonomi di Pandeglang, Banten. Hal ini mengingat kawasan tersebut masuk daerah yang tertinggal meski tidak jauh dari DKI Jakarta.

Salah satu strategi dilakukan dengan mengembangkan potensi komoditas jagung. Strategi itu masuk dalam program produk unggulan kawasan pedesaan (prukades).Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan pihaknya menerapkan prukades dengan mengangkat komoditas jagung di Pandeglang.

Eko menyampaikan hal itu pada saat acara sarasehan 100 ekonom Indonesia, Selasa 12 Desember 2017.Pihaknya juga bekerja sama dengan kementerian terkait seperti Kementerian Pertanian untuk menyediakan bibit serta pupuk gratis.

Selain itu, bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan membangun jembatan yang diperlukan usai panen.

Ditambah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan asuransi pascapanen.Pengembangan prukades itu turut didukung oleh program “satu embung satu desa” di Pandeglang. Kini, wilayah tersebut memiliki 326 embung sebagai tempat penampungan untuk menjamin ketersediaan air.

Secara keseluruhan, Pandeglang memiliki lahan pengembangan seluas 50 ribu hektare tanah. Eko membuat perhitungan, tanah seluas satu hektare dapat memproduksi sebanyak 1 ton jagung. Diperkirakan, Pandeglang dapat menghasilkan 500 ribu ton jagung dalam satu tahun.(bn)