‘Trump Lontarkan 1.950 Pernyataan Sesat’

Internasional – Donald Trump disebut telah mengeluarkan 1.950 pernyataan menyesatkan sejak dilantik menjadi Presiden  Amerika Serikat pada 20 Januari 2016. Sebuah laporan yang dikeluarkan blog pemeriksa fakta The Washington Post mengungkapkan Donald Trump telah mengeluarkan 1.950 klaim yang menyesatkan atau palsu sejak pelantikan.

Berdasarkan data tersebut, orang nomor satu di Amerika itu bisa mengeluarkan 5,6 pernyataan keliru setiap harinya. Sebagaimana dikutip CNN, itu artinya sekitar 2.000 pernyataan sesat bisa dilontarkan Trump sampai 20 Januari mendatang.

The Washington Post juga menghitung ada 24 pernyataan sesat yang dikeluarkan Trump dalam wawancaranya bersama reporter New York Times selama 30 menit beberapa waktu lalu.

Rendahnya komitmen Trump untuk mendasari pernyataannya sesuai fakta ini bahkan sudah berlangsung saat kampanye pemilihan presiden sejak 2016 lalu.

Selama kampanye, setidaknya 59 dari 92 pernyataan Trump disebut blog pemeriksa fakta itu salah. Itu tandanya setidaknya 64 persen pernyataan yang dikeluarkan konglomerat asal New York itu sesat.

Sebagai perbandingan, blog tersebut memeriksa bahwa mantan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, mengeluarkan 7 pernyataan keliru dari 49 fakta (14 persen) yang dilontarkannya selama kampanye.

Tak hanya itu, blog pemeriksa fakta itu memaparkan bahwa ada lebih dari 60 kebohongan yang selalu diulang Trump setidaknya tiga kali selama tahun pertamanya sebagai presiden.

Salah satu pernyataan keliru yang kerap digaungkan Trump adalah soal Undang-Undang Kesehatan Terjangkau yang kerap dikenal dengan istilah Obama Care. Sejak kampanye, Trump telah bersumpah akan menghapus undang-undang tersebut yang dinilainya “sekarat”.

Meski ada sejumlah masalah teknis dalam pelaksanaannya, kantor anggaran Kongres menyebutkan bahwa UU tersebut masih bisa berjalan dengan stabil di masa mendatang, walau jumlah pendaftar kebijakan itu cukup mengejutkan para ahli.

Trump kerap melontarkan pernyataan yang mendeskriditkan UU yang disahkan oleh pendahulunya, barrack Obama, itu namun berangsur mereda ketika usahanya untuk mencabut kebijakan itu gagal.

“Kesimpulannya di sini adalah sederhana, Trump tidak memiliki rasa malu, bersalah, atau menyesal. Tidak seperti kebanyakan politikus lain, yang ketika ketahuan berbohong mereka tidak akan mengulanginya, Trump tamnpaknya senang mengatakan hal-hal yang telah terbukti tidak benar,” ucap seorang analis politik CNN, Chris Cillizza, Rabu (3/1). (nat/cnn)