Israel Sebut Voting Resolusi PBB ‘Teater Kaum Absurd’

Internasional – Israel menolak resolusi PBB yang meminta Amerika Serikat untuk menarik keputusannya yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan menyebutnya sebagai hal yang tak masuk akal. Sidang itupun dikatakan sebagai ‘teater kaum absurd’.

“Yerusalem adalah ibu kota kami, dari dulu hingga nanti. Tapi saya menghargai kenyataan bahwa semakin banyak negara menolak untuk berpartisipasi dalam teater kaum absurd ini,” kata Perdana Menteri Israel benjamin Netanyahu, dalam  sebuah video yang diunggah di laman Facebook-nya, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/12/2017).

Sebelumnya, sebuah pernyataan resmi dari kantor PM Israel juga menyatakan penolakan terhadap resolusi tersebut.

“Israel menolak keputusan PBB dan pada saat yang sama puas dengan tingginya jumlah negara yang tidak memberikan suara untuk mendukungnya,” kata pernyataan tersebut.

“Israel berterima kasih kepada Presiden Trump atas pendiriannya yang tegas atas Yerusalem dan terima kasih kepada negara-negara yang memilih bersama Israel, bersama dengan kebenaran,” lanjut pernyataan tersebut.

Diketahui, pemungutan suara di Majelis Umum PBB soal resolusi kecaman pada keputusan Trump itu menghasilkan dukungan dari 128 negara. Sementara, ada sembilan negara yang menolak, dan 35 lainnya abstain.

Selain AS dan Israel, negara yang menyatakan “tidak” pada voting ini adalah negara-negara kecil, yakni Mikronesia, Nauru, Togo dan Tonga, Palau, Kepulauan Marshall, Guatemala, dan Honduras.

Sementara, negara yang abstain, di antaranya, adalah Republik Ceko, Polandia, Hungaria, Kroasia, Sudan Selatan, Australia, Kanada, Meksiko, Argentina, dan Kolombia.

Seusai sidang Majelis Umum PBB itu, Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon menyatakan bahwa resolusi PBB itu tidak akan membuat Israel mengangkat kaki dari Yerusalem. Baginya, pengakuan Trump soal Yerusalem itu adalah fakta.

“Mereka yang mendukung resolusi ini seperti boneka, boneka yang dikendalikan oleh senar guru Palestina Anda,” ketusnya.

Berbeda dengan Israel, Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rdainah, menyebut resolusi ini bak sebuah kemenangan.

“Pemungutan suara adalah kemenangan bagi Palestina,” cetus dia.

Sementara, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, melalui akun Twitter, berharap, Presiden AS Donald Trump membatalkan “keputusan yang mengecewakan” soal pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel dalam waktu singkat.

Senada, Menteri Luar Negeri Turki  Mevlut Cavusoglu, mengatakan, kemenangan pada pemungutan suara di Majelis Umum PBB itu menunjukkan bahwa martabat dan kedaulatan tidak bisa dibeli. Meskipun, AS sudah mengancam menarik bantuan bagi negara-negara yang pro-resolusi. (arh/cnn)