Trump Minta Turki Serahkan Rekaman Interogasi Khashoggi

Internasional – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta Turki memberikan rekaman interogasi jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi, di gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul sebelum menghilang pada 2 Oktober lalu.

“Kami sudah memintanya jika memang benar ada. Saya belum yakin rekaman itu ada. Mungkin ada,” ujar Trump, sebagaimana dikutip Reuters.

Permintaan ini disampaikan setelah sejumlah pemberitaan media Turki menjabarkan berbagai detail penyelidikan aparat yang menemukan fakta bahwa Khashoggi tewas ketika diinterogasi di konsulat Saudi.

Pemberitaan kian luas setelah kepolisian Turki melakukan pemeriksaan di gedung konsulat untuk mencari jejak jurnalis pengkritik pemerintah Saudi tersebut.

Dalam pemeriksaan selama delapan jam itu, kepolisian Turki mengumpulkan sejumlah sampel, termasuk tanah di taman gedung konsulat hingga DNA.

Erdogan menaruh kecurigaan karena kepolisian menemukan sejumlah bukti pada beberapa material seperti baru saja dicat ulang.

Media pro-pemerintah Turki, Yeni Safak, pun mulai melaporkan rekaman suara ketika Khashoggi diinterogasi oleh Konsul Jenderal Saudi di Istanbul, Mohammed al-Otaibi.

Pada salah satu rekaman, Khashoggi terdengar seperti sedang disiksa, jarinya dipotong kemudian kepalanya dipenggal.

Di salah satu rekaman, terdengar seseorang tak dikenal berkata kepada Otaibi, “Jika Anda ingin hidup ketika kembali ke Arab Saudi, diamlah!”

Lebih jauh, kepolisian dilaporkan sudah mengidentifikasi lima tersangka kasus Khashoggi, salah satunya memiliki hubungan dekat dengan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman.

Trump sendiri mengaku sudah berkomunikasi dengan Mohamad dan menekankan bahwa sang putra mahkota mengaku tak mengetahui apa pun terkait kasus Khashoggi.

Ia meminta publik menerapkan asas praduga tak bersalah atas Saudi terkait kasus Khashoggi ini. Sikap Trump ini menimbulkan asumsi bahwa sang presiden melindungi Saudi.

Menepis anggapan tersebut, Trump berkata, “Tidak, tidak sama sekali. Saya hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Saya sama sekali tak melindungi.” (has/cnn)