Presiden Jokowi Jadi Wartawan di HPN 2018

Padang, beritaindonesianet – Presiden RI Joko Widodo menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-32 tahun 2018 di Muara Lasak, Padang, Sumatera Barat, Jumat (9/2). Ada yang menarik pada acara ini karena saat memberikan sambutan,  Jokowi  mengajak salah seorang wartawan bertukar profesi.

Jokowi mengaku sering ditanya wartawan di saat dirinya belum siap memberikan release.  Karena itu, saat HPN Jokowi mengaku ingin merasakan menjadi wartawan yang melakukan wawancara.

Dalam pertukaran profesi ini, Jokowi menjadi salah seorang wartawan yang ditugaskan mewawancarai Presiden RI. Sementara wartawan Pimpinan Redaksi ragamnews.com  Muhammad Yusri Nur Raja Agam yang ke depan saat menunjukkan tangan diminta menjadi Presiden yang didoorstop oleh wartawan.

Saya minta Pak Yusri jadi Presiden, saya yang jadi wartawan, nanti saya tanya, gantian, mumpung hari pers,” kata Jokowi yang disambut tawa Yusri dan undangan acara Peringatan HPN 2018.

Tantangan ini tentu saja tidak ditampik Yusri. Ia langsung menawarkan diri kepada Jokowi yang menjadi wartawan untuk bertanya. “Baik Bapak…eh…saudara wartawan… apa yang mau ditanyakan?” tanya Yusri kepada Jokowi.

Pernyataan Yusri yang spontan membuat Jokowi tersenyum. “Saya ga berani tuh apa dengan wartawan seperti itu, apa yang ditanyakan, keliatan yakin sekali ya, tapi jadi presiden bagus nih Pak Yusri,” ujar Jokowi

Jokowi kemudian melanjutkan pertanyaan, “Bapak kan punya menteri 34, menteri mana yang menurut Bapak anggap paling penting”.

“Sebenarnya semua penting, tapi yang paling penting menteri yang bisa membuat Presidennya nyaman,” jawab Yusri.

Jokowi terus mencecar bertanya “Berarti menteri yang Bapak anggap paling penting yang mana? Menteri apa gitu, to the point aja Pak, Bapak jangan muter-muter gitu,” ujarnya membuat tertawa.

Yusri menjelaskan jika Menteri Kominfo yang penting karena mengurusi wartawan sehingga berbagai informasi mulai dari kota ke desa maupun dari desa sampai ke tengah kota bisa mendapatkan informasi.

Hal lain yang membuat undangan HPN tertawa saat Jokowi kembali menanyakan Yusri media yang membuatnya sebal dan jengkel. “Saya tuh sering sekali kadang sebal kadang jengkel ya pertanyaan di awal itu mudah sampai di tengah ditanya yang sulit-sulit. Media apa yang paling menyebalkan?” tanya Jokowi.

Yusri menjawab jika media abal-abal yang sering menyebalkan dan menjengkelkan, tapi dijawab Jokowi jika di lingkungan istana tidak ada media abal-abal karena jelas semua statusnya. Jokowi mendesak agar Yusri menjawab nama media, dan akhirnya Yusri menyebutkan nama media “Rakyat Merdeka”. Jawaban ini membuat Jokowi dan bahkan juga Ketua Umum PWI Margiono tertawa.

“Pak Presiden ini blak-blakan seperti perasaan saya…. sama persis… kenapa Pak Presiden, kenapa Rakyat Merdeka?” tanya Jokowi.

“Ya kalau rakyatnya merdeka pemimpinannya itu susah, terlalu merdeka semua dianggap merdeka, padahal ada aturan kemerdekaan itu,” jawab Yusri yang berpura-pura menjadi presiden.

“Ya sudah, terimakasih Pak Yusri, saya ambil alih lagi Presidennya saya,” kata Jokowi. “Untuk keterusterangan ini saya beri sepeda satu,” ujar Jokowi yang disambut tepuk tangan undangan.

Dalam sambutan tersebut, Jokowi juga mengungkapkan harapannya agar pers bisa menjadi penyalur kebenaran, fakta, dan aspirasi rakyat.

Sementara Ketua PWI Margiono dalam sambutanya menjelaskan jika HPN ke-32 ini menjadi HPN yang paling banyak didatangi menteri dan duta besar. “Ada 23 menteri yang datang,” ungkapnya.

Selain para menteri dan duta besar, hadir juga sejumlah pimpinan daerah ke ajang perhelatan para wartawan ini, salah satunya Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumi.

(hen)