AS-Korsel Latihan Jet Tempur, Korut Ancam Perang Nuklir

Internasional – Korea Utara kembali melontarkan ancaman perang nuklir terhadap Amerika Serikat dan Korea Selatan jelang latihan terbesar angkatan udara kedua negara, Senin ini (12/3/2017).

Komentar itu dilontarkan sementara Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih HR McMaster memperingatkan kemungkinan perang dengan negara bersenjata nuklir itu “semakin meningkat.”

Latihan angkatan udara Vigilant Ace yang melibatkan 230 pesawat, termasuk jet tempur siluman F-22 Raptor, dimulai lima hari setelah Korea Utara menembakkan peluru kendali balistik antarbenua yang diyakini bisa menghantam seluruh penjuru AS.

Surat kabar Rodong milik partai penguasa Korea Utara mengecam rencana latihan bersama itu.

“Ini adalah provokasi terbuka, habis-habisan terhadap DPRK, yang mungkin berujung pada perang nuklir kapan saja,” bunyi artikel editorial itu menggunakan singkatan nama resmi Korut, dikutip AFP.

“Tukang perang AS dan bonekanya Korea Selatan disarankan untuk mencamkan bahwa latihan militer yang diarahkan terhadap DPRK adalah tindakan bodoh yang sama saja dengan bunuh diri.”

Komentar itu dilontarkan sehari setelah Menteri Luar Negeri Pyongyang menuding pemerintahan Trump “sangat menginginkan perang nuklir” dengan merencanakan latihan angkatan udara sembrono itu.

McMaster mengatakan kemungkinan perang dengan Korea Utara “semakin meningkat setiap hari.”

“Saya rasa itu meningkat setiap hari, yang artinya … kita mesti segera menyelesaikan masalah ini,” ujarnya dalam sebuah forum, Sabtu.

“Ada banyak cara menyelesaikan masalah ini tanpa konflik bersenjata, tapi itu mesti segera dilakukan karena ia semakin dekat dan tidak ada banyak waktu yang tersisa,” ujarnya.

Korea Utara menyatakan rudal Hwasong-15 yang ditembakkan pada Rabu lalu bisa membawa “hulu ledak super-besar” dan berkemampuan untuk mencapai daratan utama AS.

Namun, sejumlah analis masih belum yakin Korut sudah mengantongi teknologi canggih yang memungkinkan roket untuk kembali masuk ke atmosfer bumi setelah ditembakkan.

Ketegangan nuklir berbulan-bulan antara pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump telah memicu kekhawatiran akan konflik baru di Semenanjung Korea setelah perang 1950-53 silam.

Namun, beberapa penasihat Trump mengatakan opsi militer AS terbatas ketika Pyongyang bisa kapan saja meluncurkan tembakan artileri ke ibu kota Korea Selatan, Seoul, yang hanya berjarak 50 kilometer dari perbatasan dan menaungi 10 juta penduduk. (aal/cnn)