Berita AktualBerita Daerah

Pasca Tsunami, Tingkat Hunian Hotel di Banten Masih Rendah

Serang – Bencana tsunami yang melanda Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, akhir Desember 2018 masih membawa dampak buruk bagi berbagai sektor salah satunya adalah pariwisata.

Akibat bencana tersebut Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Banten pada Desember 2018 turun 1,84 poin dibandingkan bulan sebelumnya, dari 53,79 persen menjadi 51,95 persen.

“Penurunan TPK ini dialami hampir semua kelas hotel bintang di Banten, kecuali untuk hotel bintang satu dan hotel bintang dua yang justru mengalami peningkatan, yaitu masing-masing sebesar 7,81 poin dan 6,20 poin,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Bambang Widjonarko, Kamis (28/2/2019).

Dibanding bulan yang sama tahun lalu, TPK Desember 2018 turun 5,70 poin dari sebelumnya sebesar 57,65 persen.

Penurunan TPK tahunan (year on year) ini disebabkan oleh penghunian kamar yang turun pada hampir semua kelas hotel bintang, kecuali untuk hotel bintang satu dan hotel bintang lima yang sebaliknya malah mengalami peningkatan, masing-masing sebesar 1,54 poin dan 15,06 poin.

Perkembangan TPK selama setahun terakhir memperlihatkan kondisi yang masih berfluktuatif dan mengalami penurunan di bulan Desember 2018.

“Diduga penyebab turunnya TPK pada bulan Desember itu karena adanya kejadian bencana Tsunami di wilayah Pandeglang dan Kabupaten Serang karena seharusnya menjadi “peak season” yang mendongkrak kunjungan wisatawan,” katanya.

Menurutnya TPK satu bulan ke depan diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan karena telah berakhirnya masa libur anak sekolah pada Januari 2019.

Sementara itu rata-rata lama menginap tamu (RLMT) gabungan (asing dan Indonesia) pada hotel berbintang di Banten selama Desember 2018, tercatat sebesar 1,31 hari atau turun 0,06 poin dibanding bulan sebelumnya yaitu 1,37 hari.

Jika dilihat dari asal tamu hotel, ia melanjutkan, penurunan ini utamanya disebabkan oleh RLMT Indonesia yang turun sebesar 0,10 poin, sedangan RLMT Asing naik 0,22 poin.

Menurut klasifikasi hotel, turunnya RLMT gabungan pada hotel berbintang disebabkan oleh penurunan RLMT gabungan pada hotel bintang tiga dan hotel bintang lima masing-masing sebesar 0,17 poin dan 0,33 poin.

Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, RLMT gabungan meningkat sebesar 0,05 poin, dari sebelumnya mencapai 1,26 hari.

Peningkatan RLMT gabungan ini utamanya berasal dari naiknya RLMT pada hampir semua kelas hotel bintang kecuali hotel bintang dua yang justru turun 0,03 poin. Dirinci menurut asal tamu, peningkatan RLMT gabungan dipicu oleh peningkatan RLMT Indonesia yang meningkat 0,06 poin.

Perkembangan RLMT gabungan hotel berbintang selama setahun terakhir memperlihatkan kondisi yang masih fluktuatif dan mengalami penurunan di bulan Desember 2018.

Sejalan dengan TPK yang diprediksi mengalami penurunan, RLMT satu bulan ke depan diperkirakan juga mengalami sedikit penurunan dengan alasan yang sama atas prediksi penurunan TPK Januari 2019. (agr/ant)