Debu Vulkanik Anak Krakatau Siram Banten, Ini Penjelasannya

Serang – Sejak Sore kemarin debu vulkanik, yang diperkirakan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) dirasakan oleh masyarakat yang ada di Kota Cilegon sejak pukul 15:00 WIB hingga saat ini. Debu dengan bentuk kecil, halus, dengan tekstur kasar ini juga memiliki bau khas belerang.

Trianas Maharadi dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kelas 1 Serang dalam grup whatsApps MediaCenterTsunamiBanten dan Bakohumas Banten membenarkan kemungkinan adanya hujan debu tersebut.

“Menurut perkiraan kami, Kondisi arah angin dari Selatan hingga Barat daya sehingga debu vulkanik bergerak menuju Utara – Barat Daya dari Gunung Anak Krakatau. Kecepatan angin antara 02 – 10 knot,” jelasnya.

Sementara itu, informasi dari Badan SAR Nasional (Basarnas) dalam Grup WhatsApps Tim Bencana Pandeglang – Kes, membenarkan hujan debu vilkanik tersebut. “Saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik karena kebetulan arah anginnya mengarah ke arah Cilegon,” katanya.

Keberadaan hujan debu ini dibenarkan juga Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Dinas Komunikasi Informatika Sandi dan Statistik  Kota Cilegon, Atikoh. Menurutnya, kondisi malam ini lebih gelap dari biasanya.  Demikian juga mobil yang parkir di halaman rumahnya di Citangkil, Kota Cilegon berdebu.

“Antisipasi  debu kalau naik motor pakai masker (agar tidak tehirup) dan kacamata (agar tidak masuk dan perih ke mata). Kalau mobil jika tidak diperlukan jangan gunakan wiper karena bisa menggores kaca. Para orang tua dianjurkan untuk memperhatikan anak kecil agar tidak terlalu banyak main diluar untuk menghindari penyakit ispa dan mata. Abu vulkanik sedikit kasar, tidak seperti debu kotoran/jalanan,” katanya.

Atas kondisi tersebut, Gubernur Banten H. Wahidin Halim menyerukan agar tetap tenang namun terus waspada.  “Tetap waspada, banyak berdo’a, tetap tenang dan tidak perlu panik berlebih,” kata Gubernur.

Wahidin juga mengajak masyarakat untuk memperbanyak do’a, memohon kepada Allah untuk diberikan keselamatan dan dijauhkan dari bencana. “Kita perbanyak do’a, minta keselamatan kepada Allah SWT,” katanya.

Sejak sore tadi, Gubernur menghimbau kepada warga agar tidak melakukan aktivitas di sepanjang pantai dan menjauhi minimal radius 1 KM dari pantai. Namun jangan panik dan tetap tenang serta waspada.

Terkait penanganan dampak bencana tsunami Selat Sunda, Pemerintah Provinsi (Pemprov)  Banten terus berupaya melakukan penanggulangan dampak bencana tsunami Selat Sunda Sabtu (22/12) lalu. Upaya evakuasi dan penyelamatan  korban terus dilakukan sampai menembus deerah terisolir seperti Kec. Sumur Kab. Pandeglang.  Demikian juga distribusi logistik. Sampai saat ini sudah berdiri 28 posko logistik untuk menerima dan menyalurkan bantuan dan 1 posko utama di Plasa Aspirasi KP3B Kota Serang. Dan, Sudah berdiri 8 Dapur Umum Lapangan (Dumlap), 7 Dumlap didirikan Pemprov Banten bekerja sama dengan Pemerintah Pusat dan Pemkab Pandeglang, 1 Dumlap mandiri masykarakat. (rls)