Bahaya Tersembunyi di Balik Vitamin untuk Anak

Kesehatan – Setiap orang tua menginginkan anaknya tumbuh sehat, cerdas, dan aktif. Berbagai cara dilakukan, termasuk suplementasi vitamin. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa vitamin untuk anak yang dijual bebas di pasaran belum tentu baik? Nyatanya, ada beberapa bahaya tersembunyi di balik vitamin untuk anak.

Bahaya datang karena adanya produsen “nakal” yang kerap tidak mencantumkan bahan atau kandungan asli vitamin pada label kemasannya. Biasanya, kandungan yang disertakan adalah kandungan yang tidak berbahaya. Adanya pemanis buatan kerap tidak dimasukkan ke dalam label. Padahal, bahan tambahan ini bisa berdampak pada kesehatan anak, lho!

Bahaya pemanis tambahan dalam produk vitamin untuk anak

Banyak produsen vitamin anak menyertakan rasa manis sebagai pemikat, karena pada dasarnya anak-anak suka dengan yang manis-manis. Nah, dengan memberikan vitamin seperti ini sama saja seperti menjejalinya dengan tambahan gula. Ini bisa berbahaya, apalagi pada anak yang cenderung suka mengonsumsi makanan atau minuman manis.

Jika terlalu banyak konsumsi gula, anak jadi berpotensi menjadi obesitas, dan kondisi tersebut dapat memunculkan penyakit yang lebih serius seperti diabetes.

Coba cek kemasan vitamin anak, apakah terdapat kandungan-kandungan di bawah ini:

  • Butiran kalsium karbonat (granulated calcium carbonate). Kandungan ini bisa menyebabkan sembelit dan mencegah tubuh menyerap mineral lainnya.
  • Dekstrosa monohidrat (dextrose mono-hydrate). Kandungan ini dapat menyebabkan kadar insulin meningkat.
  • Sukrosa (sucrose). Kandungan ini diketahui bisa menyebabkan kegemukan.
  • Sorbitol. Kandungan ini berpotensi menghasilkan efek samping yang meliputi diare berat dan perut kembung.
  • Sirup jagung tinggi fruktosa (high fructose corn syrup). Kandungan Ini bisa menyebabkan kerusakan gigi, kerusakan hati, obesitas, diabetes, dan ADHD.

Gula-gula di atas sebenarnya tidak masalah jika dikonsumsi dalam batas wajar. Hanya saja, menurut dr. Atika, aneka makanan manis yang dikonsumsi anak secara berlebihan tidak baik. Carilah vitamin yang pemanisnya menggunakan stevia, jus buah atau madu.

Bahan lain produk vitamin untuk anak yang juga berbahaya

Untuk vitamin yang kandungannya benar, biasanya harganya relatif mahal. Tak sedikit orang tua yang akhirnya memilih vitamin yang harganya (jauh) lebih murah. Padahal, ada rupa ada harga.

Tak jarang ditemukan kandungan di bawah ini pada vitamin anak, yang sayangnya bisa memengaruhi kesehatan anak.

  • Magnesium stearate. Ini digunakan untuk melumasi vitamin sehingga tidak menempel satu sama lain. Kandungan ini telah dikaitkan dengan kemungkinan penekanan sistem kekebalan dan menciptakan biofilm internal yang berpotensi bertanggung jawab untuk tantangan penyerapan nutrisi.
  • Titanium oxide. Meskipun ini adalah mineral alami yang digunakan untuk membantu pigmen sebuah vitamin, kandungan dapat menyebabkan kelemahan kekebalan tubuh dan menambah keracunan logam berat.
  • Pewarna buatan. Banyak pewarna buatan berasal dari tar batu bara yang juga digunakan untuk barang-barang seperti atap dan cat luar ruangan. Pewarna buatan telah dikaitkan soal bahaya kesehatan termasuk, hiperaktif dan kanker.
  • Minyak terhidrogenasi tidak sempurna (hydrogenated oil). Minyak yang tidak sehat ini digunakan dalam beberapa produksi vitamin. Mereka dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, stroke, penyumbatan asam lemak esensial, dan ketidakseimbangan gula darah.

Lebih baik konsumsi yang alami

Secara keseluruhan, vitamin terbaik adalah vitamin yang berasal dari sumber alami. Utamakan untuk memenuhi kebutuhan vitamin anak lewat menu makanannya yang sehat dan bervariasi.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak yang mengonsumsi makanan bergizi seimbang sudah tercukupi kebutuhan vitamin dan mineralnya dari apa yang dimakannya sehari-hari. Jika nutrisinya sudah terpenuhi lewat makanan, suplemen vitamin tidak diperlukan.

Ditambahkan oleh dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid, seorang anak dianggap mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang jika secara rutin ia minum susu atau produk susu (keju atau yoghurt), serta mengonsumsi buah yang bervariasi, sayuran hijau, sumber protein (seperti ayam, ikan, daging sapi, telur), dan serealia (seperti oat atau nasi).

Sementara itu, anak yang membutuhkan suplemen vitamin di antaranya adalah:

  • Anak yang picky eater
  • Anak yang punya penyakit kronis di saluran pencernaan atau saluran pernapasan
  • Vegetarian
  • Anak yang banyak minum minuman bersoda (soda mengganggu penyerapan vitamin dan mineral)

Jadilah cerdik dan kreatif, dengan mengolah makanan anak sedemikian rupa sehingga ia bersemangat untuk mengonsumsi makanan sehat. Jika Anda tak yakin bisa memenuhi kebutuhan nutrisi anak, suplementasi vitamin diperbolehkan. Meski begitu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter agar anak mendapatkan asupan vitamin yang sesuai dengan kebutuhannya.  (rn/rvs)

Sumber: Klik Dokter