Tangerang – Sekretaris Jenderal Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristedikti) Ainun Na`im menyebutkan anggaran kementeriannya pada tahun 2019 naik menjadi Rp41,2 triliun dari sebelumnya Rp40,3 triliun.
“Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk penambahan kuota beasiswa bidikmisi, revitalisasi politeknik, serta peningkatan Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN),” kata Ainun Na’im saat berada di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang, Banten, Jum’at (17/8/2018).
Selain itu juga ada anggaran untuk sarana dan prasarana sebesar Rp1,6 triliun yang pelaksanaannya di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Ainun juga menyampaikan bahwa Kemristedikti juga mendapatkan tambahan anggaran pada 2018. Suntikan dana tersebut salah satunya akan digunakan untuk membantu Universitas Mataram yang terkena dampak gempa bumi di Lombok.
Capaian lainnya, Ainun mengatakan Kemristedikti meraih dua penghargaan Top 99 inovasi layanan publik dari Kementerian PAN dan RB.
Adapun dua penghargaan itu meliputi layanan Sistem Monitoring dan Evaluasi (Simonev) yang dikembangkan oleh Kemenristekdikti dan layanan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang dikembangkan Universitas Indonesia.
Ainun menyampaikan capaian Kemristedikti ini usai pelaksanaan upacara bendera perayaan HUT RI ke-73 di Puspiptek Serpong diikuti oleh seluruh pejabat eselon I-IV dan pegawai di lingkungan Kemristedikti, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), serta mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di bawah koordinasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III dan IV.
Sekitar 1.500 peserta di lingkungan Kemristedikti mengikuti upacara dan tampak meriah karena para peserta antusias mengenakan pakaian adat yang melambangkan kekayaan bangsa Indonesia dari berbagai suku dan budaya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Inspektur Jenderal Kemristedikti Jamal Wiwoho, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati, Direktur Penjaminan Mutu Aris Junaidi, Kepala Puspiptek Sri Setyowati, Kepala Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi dan pejabat Kemristedikti lainnya. (ant)