Serang – Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian setempat terus berupaya mengembangkan tanaman kopi serta meningkatkan produksinya dari tahun ke tahun.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid di Serang, Rabu (15/8/2018), mengatakan selama ini dalam peningkatan produksi dan produktivitas kopi lokal Banten masih menghadapi sejumlah kendala baik teknis maupun nonteknis, sehingga keberadaan tanaman kopi belum dapat memberikan kontribusi positif dalam peningkatan nilai tukar petani khususnya perkebunan di Provinsi Banten.
“Komoditas kopi diharapkan bisa membawa angin segar untuk perubahan-perubahan yang signifikan dalam memajukan pembangunan perkebunan di Provinsi Banten,” kata Agus Tauchid saat sosialisasi komoditas potensial kopi di Provinsi Banten.
Menurut Agus, berdasarkan data statistik angka tetap Tahun 2016, komoditas kopi di Banten masih rendah terhadap upaya peningkatan produksi. Namun dilihat dari angka sementara Tahun 2017, komoditas kopi mengalami peningkatan baik luasan maupun produksinya.
“Dari luas 6.147 hektare menjadi 6.161 hektare. Terjadi kenaikan areal seluas 14 hektare,” kata Agus.
Sedangkan untuk produksi 1.769 ton per tahun menjadi 2.628 ton per tahun atau terjadi kenaikan 959 ton per tahun.
“Rata-rata produktivitas biji kering kopi 541 kilogram per hektare. Sedangkan target nasional 692 kilogram per hektare,” kata Agus.
Oleh karena itu, kata dia, pemprov Banten akan terus berupaya mengembangkan tanaman dan produktivitas kopi, baik jenis robusta maupun jenis arabica. Mengingat masih banyak wilayah hutan di Banten, terutama di Lebak dan Pandeglang yang potensial untuk tanaman kopi.
“Salah satu langkahnya nanti kita siapkan benih tanamannya serta sosialisasi yang terus ditingkatkan kepada masyarakat mengenai kopi Banten ini,” kata dia. (ant)