Penjarahan Selama Natal, Venezuela Tahan 28 Orang

Internasional – Pihak berwenang di Venezuela pada Selasa (26/12/2017) menyatakan telah menahan 28 orang di negara Boliviar Selatan karena penjarahan dan kekacauan yang dilakukan selama Natal.

Banyak protes dan blokade jalan yang dilakukan hampir di seluruh negara Amerika Latin tersebut dalam beberapa hari terakhir. Ini disebabkan oleh kekurangan pangan, pemadaman listrik, kenaikan harga, dan penjatahan bahan bakar yang terjadi di negara tersebut.

Dikutip dari Reuters, Ketua Asosiasi Pengusaha Florenzo Schettino mengungkapkan, sekitar 10 bisnis, di mana kebanyakan toko minuman keras, mengalami penjarahan di malam Natal. Kerusuhan pun terjadi di sejumlah titik akibat resesi yang semakin dalam dan terjadi selama empat tahun terakhir.

Di sebelah barat negara bagian Andean, polisi dan tentara menjaga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pelanggan hanya diperbolehkan mengisi 35 liter bensin per kendaraan.

“Kami buang banyak waktu. Pemerintah sedang menguji kesabaran rakyat,” ungkap Pedro Pina, sopir bus yang menunggu berjam-jam untuk membeli bahan bakar di negara bagian Barinas.

Sejumlah kritik pun dilontarkan kepada Presiden Nicolas Maduro dan Partai Sosialis yang berkuasa atas kekacauan ekonomi yang terjadi di Venezuela. Maduro dinilai bertahan dengan kebijakan statistis yang gagal terlalu lama, sambil menutup mata terhadap korupsi dan pemborosan yang merajalela di negara tersebut.

Sementara itu, pemerintah menyebut, terpuruknya ekonomi Venezuela saat ini merupakan korban dari ‘perang ekonomi’ oleh lawan-lawan politik dan kekuatan asing sayap kanan, yang bermaksud menjatuhkan Maduro dalam sebuah kudeta.

“Ini hanya bisa dibalik dengan reformasi ekonomi yang dalam,” kata Anggota Legislatif dari Pihak Oposisi sekaligus Ekonom Angel Alvarado.

Di negara bagian Zulia barat, beberapa ratus ribu orang terjerumus ke dalam kegelapan pada malam Natal. Hal ini memicu kemarahan masyarakat yang telah mengumpulkan uang dan membeli berbagai barang untuk menyiapkan makan malam keluarga.

“Saya menghabiskan sepanjang hari yang melelahkan untuk mempersiapkan natal dan kemudian lampu padam. Betapa Natal yang menyedihkan,” kata Lilibeth Rodriguez (40), yang gagal mengadakan makan malam dengan keluarganya akibat pemadaman listrik. (Reuters/agi)