Serang – “Dan tak ada gelisah resah diwajah yang basah, terguyur derasnya hujan yang menerpa. Tetap riang mengambang dibawah siang yang terik, merenungi kedailan in yang teramat bimbang. Terima Kasih suamiku dengan apa yang telah kau berikan kepada kami.”
Inilah bait terakhir puisi berjudul “Suamiku Tukang Ojek” karya Eka seorang ibu rumah tangga yang dibacakan Gubernur Banten Rano Karno pada acara Lomba Baca Puisi di Taman Budaya Tasikardi, Rumah Dunia, Komplek Hegar Alam Ciloang, Kota Serang, Rabu (2/3/2016).
“Ini seharusnya si jenab yang baca, kalo saya supir oplet. Karena judulnya Suamiku Tukang Ojek,” canda Rano dihadapan puluhan peserta baca puisi yang hadir.
Gubernur Rano yang saat itu didampingi Asda II Pemprov Banten Eneng Nurcahyati mengatakan, pihaknya sangat mendukung dan mengapresiasi kepada Kantor Bahasa Provinsi Banten, Rumah Dunia dan Himpunan Sarjana Kesusastraan atas digelarnya lomba tulis baca puisi wong cilik.
“Saya sangat bangga dan bahagia bisa hadir ditempat ini, tempat ini mengembalikan jiwa saya tentang menulis, tentang membaca, dan mendengar. Nah itulah artinya jiwa-jiwa seni ini yang memang harus ditanamkan di Provinsi Banten. Karena Banten ini kaya dengan literasi, kaya dengan buku dan kaya dengan sejarah,” ujarnya.
Perlu diketahui, lomba baca puisi wong cilik diikuti oleh puluhan peserta, mereka diantaranya ukang Becak, tukang ojek, petani, pemulung, tukang asongan, tukang sayur, security, pedagang pasar, pedagang kaki lima dan lain-lain.
Melalui kegiatan ini, Rano berharap “Wong Cilik” tetap memiliki sarana dalam menyampaikan suaranya, karena bagi kaum “Wong Cilik”, puisi merupakan media untuk memunculkan suara mereka, karena puisi dapat menawarkan persepektif yang berbeda untuk selalu berdialog dalam menyelesaikan masalah.
“Jadi memang kita sendiri di pemerintahan mempunyai tugas yang sangat berat, yaitu kita harus bisa menuntaskan buta aksara. Dari tahun 2010 hingga sekarang dari 218 ribu orang kita hanya tersisa 50 ribu lagi masyarakat yang masih buta aksara. Melalui tempat inilah sebetulnya adalah sarana yang paling menarik bagi orang-orang yang telah melek aksara atau masih buta aksara. Kita harus terus dan terus memberantas buta aksara,” pungkasnya.
Sementara itu pendiri Rumah Dunia Gola Gong Gola Gong mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Kantor Bahas Provinsi Banten dan Pemprov Banten yang telah mendukung kegiatan ini. “Mudah2an tahun depan digelar lagi dan lebih meriah, kami semua berterima kasih kepada semuanya yang sudah menggelar kegiatan ini,” singkatnya.
Pada kesempatan ini Gubernur juga memberikan tambahan hadiah uang tunai kepada para juara masing-masing Rp 1 juta rupiah untuk juara I, II dan III serta Rp500ribu bagi juara harapan. (Rls/Hms/Omn)
Berikut nama-nama juara lomba tulis dan baca puisi wong cilik.
1.Mahdiyah Juara I (Tukang Jahit)
2.Surojudin Juar II (Kuli Panglong)
3.Srinawati Juara III (Pedagang Uduk)
4.Tati Juara Harapan I (Tukang Urut)
5.Ria Juara Harapan II (Ibu Rumah Tangga)
6.Wahyu Juara Harapan III (Kuli Bangunan)