BMKG : Puting Beliung dan Hujan Es Berpeluang Terjadi di Masa Transisi
Waspada Cuaca Ekstrim
SERANG, beritaindobesianet- Masyarakat Banten diimbau waspada menyusul adanya imbauan Badan Meteorelogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang adanya cuaca ekstrim pada masa transisi musim kemaran ke musim penghujan saat ini. Curah hujan yang tinggi disertai petir akan sering terjadi, bahkan bisa berpeluang menimbulkan angin puting beliung dan hujan es.
“Pada saat cuaca ekstrim akan terjadi hujan lebat disertai petir dan puting beliung, kemungkinan bahkan bisa sampai terjadi hujan es,” ujar Kasi Data dan Informasi BMKG Kelas I Serang Tarjono saat dihubungi Selasa sore (07/09).
Menurut Tarjono, saat ini musim kemarau sudah berakhir dan akan memasuki musim penghujan. “Musim kemarau sudah berlalu bulan Agustus kemarin, dan sekarang memasuki masa transisi menuju musim hujan. Bahkan di beberapa daerah sudah mulai memasuki musim hujan seperti Lebak bagian Selatan.” Karena itu, Tarjono mengimbau masyarakat untuk segera membenahi saluran air masing-masing sehingga nantinya tidak terjadi genangan air yang menyebabkan air meluap dan banjir. “Sebelum masuk musim hujan, ada baiknya masyarakat benahi drainase masing-masing,” katanya.
Imbauan juga disampaikan kepada masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan. “Perlu diwaspadai daerah yang punya topokgrafi perbukitan karna kalau ada hujan intensitas lebat akan mempunyai banjir bandang,” ujarnya.
Tarjono mengungkapkan jika masa transisi saat ini juga berpengaruh terhadap gelombang laut. Untuk wilayah laut di Utara, yaitu Kasemen sampai Anyer gelombang laut tidak terlalu tinggi, hanya 0,5-1,25 meter. Kenaikan gelombang laut yang signifikan terjadi di Selat Sunda bagian Selatan. “Seperti di Carita, Labuan, sampai wilayah Selatan Banten, ketinggian gelombang berkisar 2,5 hingga 4 meter.”Tingginya gelombang laut ini, kata Tarjono, harus diwaspadai masyarakat yang beraktivitas di laut. “Seperti nelayan, saya mengimbau perlu waspada.”
Meskipun banyaknya potensi cuaca buruk yang akan terjadi, Tarjono mengimbau masyarakat untuk tidak panik. “Tetap waspada dan update terus informasi BMKG tidak perlu panik,” ujarya. (hen)
