Berita AktualBerita Internasional

Erdogan Kemungkinan Bertemu MbS Saat G20

Internasional – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan disebut bisa saja membuat pertemuan dengan Putera Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MbS) di sela-sela KTT G20 di Argentina pekan depan. di tengah ketegangan atas pembunuhan kritikus kerajaan Jamal Khashoggi.

“Mungkin ada” pertemuan, kata juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin. “Kami sedang melihat program (acara) itu,” kata Kalin, menurut kantor berita negara Anadolu.

Pertemuan semacam itu akan menjadi pertemuan tatap muka pertama antara Erdogan dan putra mahkota sejak terbongkarnya kasus pembunuhan yang mencemari citra baik kerajaan Saudi dan penguasa de fakto, MbS.

Jamal Khashoggi yang sempat menjadi orang dalam kerajaan Saudi tewas dibunuh di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Jasadnya menurut jaksa Turki dimutilasi.

Riyadh sebelumnya terus menyangkal soal pembunuhan Khashoggi ini. Tekanan dan bukti yang ditemukan menekan Riyadh dan akhirnya mengumumkan bahwa pembunuhan memang benar terjadi. Mereka lalu menahan 21 orang yang disebut bertanggung jawab atas hal tersebut. Otoritas Saudi akan menjatuhkan hukuman mati terhadap lima orang.

Tapi pertanyaan utama soal apakah Putra Mahkota memerintahkan pembunuhan itu belum terjawab. Sementara Saudi terus menyangkal keterlibatan pimpinan mereka itu. Erdogan mengatakan perintah untuk membunuh Khashoggi berasal dari “tingkat tertinggi” dari pemerintah Saudi tetapi telah berhenti secara langsung menyalahkan Pangeran Muhammad.

Sebelumnya, Erdogan dan putra mahkota berbicara untuk pertama kalinya di telepon pada 24 Oktober tentang kasus ini, membahas upaya bersama yang diperlukan untuk menjelaskan pembunuhan itu.

Desakan kian menguat

Uni Eropa pada hari Kamis menyerukan agar seluruh orang yang terlibat “bertanggung jawab”. UE juga menyerukan “penyelidikan yang sepenuhnya transparan dan kredibel”, diplomat tinggi UE, Federica Mogherini mengatakan: “Bagi kami, pertanggungjawaban tidak berarti balas dendam.”

Denmark pada Kamis menangguhkan penjualan senjata ke Arab Saudi atas pembunuhan itu, negara kedua yang melakukannya setelah Jerman. Perancis pun menjatuhkan sanksi perjalanan kepada 18 tersangka pembunuhan Khashoggi.

Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir pada hari Rabu mengatakan kritik terhadap putra mahkota adalah “garis merah”, dan mereka yang menyerukan agar ia bertanggung jawab atas pembunuhan itu tidak akan ditoleransi.

Jaksa penuntut Saudi minggu lalu membebaskan putra mahkota dari tuduhan atas pembunuhan Khashoggi. Sementara itu Menteri Luar Negeri Saudi mengatakan Riyadh “tidak akan mentolerir diskusi apa pun yang meremehkan raja kami atau putra mahkota kami.”

“Kami telah menegaskan bahwa putra mahkota tidak terlibat.”

Presiden Donald Trump mengakui Pangeran Salman mungkin berada di balik pembunuhan itu tetapi mengatakan Amerika Serikat tidak akan mengendurkan dukungannya untuk kerajaan.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengkritik para pejabat Saudi atas kurangnya kerjasama mereka.

“Belum ada pernyataan, tidak ada informasi yang diberikan oleh pihak Arab Saudi meskipun jaksa Istanbul (Irfan) Fidan memberikan semua informasi dan bukti kepada mitranya dari Saudi”. (eks/cnn)