Berita AktualBerita KesehatanIptek

Mahasiswa ITB Bikin Pendeteksi Dini Kanker Serviks

Iptek – Seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), Hibar Syahrul Gafur, membuat inovasi alat deteksi dini kanker serviks berbahan pembalut. Alat yang dinamakan HerPads itu terinspirasi dari kondisi ibunya yang diketahui terkena kanker leher rahim pada 2011. Karyanya menjadi kampiun di ajang Kino Youth Innovator Award 2018 akhir Agustus lalu.

Menurut mahasiswa Manajemen Rekayasa Industri di Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB 2017 itu, karya pemenang selanjutnya akan diuji secara khusus oleh perusahaan yang membuat lomba. Sesuai kesepakatan, inovasinya menjadi rahasia perusahaan. “Konsep masih dirahasiakan juga cara kerjanya,” kata Hibar kepada wartawan, di ITB, Senin (10/9/2018).

Alat deteksi itu dibuatnya sejak Mei lalu. Menurut Hibar, ia harus belajar soal kanker serviks ke dosen dan dokter spesialis kanker di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. “Alat ini untuk deteksi yang mudah dan terjangkau oleh perempuan,” katanya.

Kanker serviks tergolong pembunuh utama di dunia dan di Indonesia. Kebanyakan penderita, kata Hibar, telat mengetahuinya secara dini. Selain itu seperti pengalaman ibunya yang kini masih berjuang melawan kanker serviks, penilaian dokter atas gejala sakitnya berbeda-beda. “Sekarang sudah ada semacam test kit seperti untuk mendeteksi kehamilan, tapi tetap harus dipastikan ke rumah sakit,” ujarnya.

Hibar berharap karyanya lulus uji dan bisa diproduksi masal untuk menolong kaum perempuan terhadap ancaman kanker serviks. Sejauh ini belum diketahui kapan hasil uji HerPads selesai. Jika jadi diproduksi, katanya, perusahaan akan memberikan royalti sementara hak atas kekayaan intelektual tetap jadi miliknya.

Kompetisi tahunan yang ketiga kalinya itu menantang generasi muda khususnya para mahasiswa S1 untuk menciptakan karya inovasi. Bertema Empower Life through Nature: Leveraging Indonesian Natural Resources for Sustainable Development in Harmonious with Current Trend, panitia menyaring sepuluh proposal karya. “Total yang mengajukan sebanyak 327 proposal,” kata Hibar. Dia tampil sendiri sementara mayoritas pesaingnya merupakan tim atau kelompok. Uji tanya jawab, kata Hibar, dilakukan secara tertutup. (red/tmp)