Terapkan Sanksi Ekonomi, Iran Sebut AS ‘Terisolasi’

Internasional – Iran mengatakan Amerika Serikat akan ‘terisolasi’ karena menerapkan sanksi-sanksi kepada Iran setelah Presiden Donald Trump mundur dari kesepakatan nuklir 2015.

Dilansir dari AFP, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mengatakan intimidasi Amerika Serikat dan tekanan politik memang dapat menyebabkan gangguan.

“Tentu saja, intimidasi Amerika dan tekanan politik dapat menyebabkan beberapa gangguan. Tetapi kenyataannya adalahdi dunia saat ini, Amerika terisolasi,” ujarnya kepada situs berita Iran, ISNA.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan pemerintahnya akan “menerapkan sanksi-sanksi” yang dikenakan terhadap Iran setelah Presiden Donald Trump mundur dari kesepakatan nuklir 2015.

Mulai Selasa pukul 04.00 GMT, pemerintah Iran tidak bisa lagi membeli mata uang Amerika Serikat dan sanksi juga dijatuhkan pada industri Iran seperti ekspor karpet,.

Ketika ditanya apakah Iran bisa menghindari sanksi tersebut, Pompeo mengatakan kepada wartawan “pemerintah AS akan menerapkan sanksi ini.”

Aksi tersebut mengundang pernyataan dari Kepala Diplomatik Uni Eropa, Federica Mogherini. Dia menyesalkan pengenaan sanksi oleh Amerika Serikat.

“Kami sangat menyesalkan pengenaan sanksi oleh AS,” dalam sebuah pernyataan yang ditandatangani bersama dengan menteri luar negeri Inggris, Prancis dan Jerman.

“Kami bertekad untuk melindungi operator ekonomi Eropa yang terlibat dalam bisnis yang sah dengan Iran,” tambah pernyataan itu.

Meskipun mendapat dukungan, banyak perusahaan besar Eropa meninggalkan Iran karena takut hukuman AS.

Amerika Serikat membatalkan kesepakatan nuklir 2015 pada bulan Mei lalu dan mengembalikan sanksi dengan “tekanan maksimum” untuk hampir semua sektor pada 6 Agustus dan sektor energi pada 4 November.

Meski ditentang oleh negara sekutunya, Amerika Serikat telah memberi tahu negara lain agar menghentikan impor minyak dari Iran mulai November mendatang atau akan mendapat hukuman di sektor finansial.

Presiden Trump mengecam kesepakatan nuklir yang dicapai oleh pendahulunya, Barack Obama, itu dan menyebutnya terlalu menguntungkan Iran.

Kesepakatan nuklir ini mengatur pencabutan sanksi-sanksi internasional dengan imbalan Iran menghentikan program nuklirnya. (age/cnn)