Berita AktualBerita Internasional

Penembakan di Gereja Texas Diduga Berlatar Masalah Rumah Tangga

Internasional – Penyidik menyatakan insiden penembakan massal oleh veteran Angkatan Udara Amerika Serikat yang menewaskan 26 orang di Texas berlatar belakang “masalah rumah tangga.”

Sepuluh orang masih dalam keadaan kritis, sehari setelah Devin Patrick Kelley, seorang pengawal pribadi berusia 26 tahun, menyerbu gereja baptis di pedesaan Texas dalam ibadah Minggu dan melepas tembakan membabi buta.

Freeman Martin dari Departemen Keamanan Publik Texas mengatakan korban tewas termasuk bayi berusia 18 bulan dan seorang berusia 77 tahun.

Dia mengatakan 10 orang masih dalam keadaan kritis, empat serius dan enam sudah mulai stabil atau diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Martin mengatakan para penyidik berfokus pada sejumlah laporan yang menyebut Kelly sempat mengirim pesan ancaman kepada mertuanya, yang biasa mengunjungi gereja lokasi kejadian namun tak berada di sana saat insiden terjadi.

“Ada masalah rumah tangga yang terjadi antara keluarga pelaku dan mertua,” kata Martin. “Kami tahu bahwa ia meluapkan kemarahan terhadap mertuanya.”

Sementara itu, Gubernur Greg Abbott mengatakan Kelley yang beraksi menggunakan senapan AR-15 dan dua pistol tidak diberikan izin memegang senjata di Texas dan mestinya tidak bisa mendapatkan akses senjata secara legal.

Dia juga mengatakan penembakan ini tak dilakukan secara acak. “Pelaku adalah lelaki yang menderita masalah kesehatan mental jauh sebelum peristiwa ini,” ujarnya kepada CBS, dikutip AFP.

Di Asia, Presiden Donald Trump yang tengah menjalani lawatan kenegaraan mengatakan Amerika Serikat “sedang berada di masa kelam” tapi menepikan seruan untuk memperketat pengendalian senjata. Dia menyebut tragedi yang menewaskan delapan anggota satu keluarga itu “bukan masalah senjata.”

Otoritas menyatakan Kelley tampaknya tewas bunuh diri menggunakan senjata di mobilnya setelah memberondong jemaat ibadah di First Baptist Church di Sutherland Springs, pedesaan yang dihuni hampir 400 orang dekat San Antonio.

Kelley, yang dipecat dari Angkatan Udara karena berkelakuan tidak baik, mengenakan baju hitam-hitam dan rompi anti peluru serta topeng hitam bergambar tengkorak, kata sejumlah pejabat.

Dua orang dianggap sebagai pahlawan karena mengejar kendaraan Kelley menyusul insiden tersebut.

Salah satu jemaat mengejar Kelley sambil membawa senapan AR-15 miliknya sendiri dan melukainya saat hendak menaiki mobil di tempat parkir.

Menurut sejumlah laporan, delapan anggota keluarga Holcombe tewas dalam tragedi ini, termasuk putri pendeta yang berusia 14 tahun.

Pembantaian di hari Minggu ini terjadi hanya lima hari setelah penembakan paling parah dalam sejarah modern AS. Saat itu, 58 orang tewas di tangan pensiunan akuntan yang memberondong peluru ke arah konser musik contry di Las Vegas. (aal/cnn)