Presiden Jokowi Merasa Bersalah Tak Hadiri Peringatan Hari Pers Nasional

Jakarta, Beritaindonesianet.com – Presiden Joko Widodo merasa bersalah saat tidak menghadiri acara Peringatan Hari Pers Nasional di Batam, Kepulauan Riau, 9 Pebruari 2015 lalu. Untuk menebus kesalahannya, Jokowi memilih meninggalkan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Malaysia, yang belum selesai acaranya dan menghadiri Silaturahmi dengan pers di auditorium TVRI di Jakarta, Senin malam (27/5).Ketua PWI Sematkan Jaket ke Presiden
Dalam sambutannya, Jokowi mengaku bersalah karena para insan pers merasa kecewa dengan ketidakhadirannya. “Begitu saya tiba di bandara, saya minta Pak Jusuf Kalla menggantikan saya ke Malaysia.”
Menurut Jokowi, ketidakhadirannya pada Hari Pers di Batam karena saat itu ia sedang menghadiri acara di Filipina. “Saya takut kemarin yang di Batam lolos. Betul-betul memang sulit mengatur waktu. Saat itu, saya di Filipina dan saya diwanti-wanti untuk datang. Jadi saya sudah tidak berani lagi untuk yang kedua kalinya.”
Jokowi mengatakan. sangat senang menghadiri Forum Silaturahmi Pers Nasional. Sebab media sangat berperan penting dalam kehidupan berdemokrasi. Di mana, ia disuguhi opini yang sering mendorong perdebatan. “Ini bagian dari pendewasaan demokrasi, tetapi kadang-kadang kita capek,” ujar Jokowi. Selain itu, pers juga memiliki fungsi kontrol dalam pemerintahan.
“Saya tidak pagi, tidak malam, buka media mainstream, online, sampai media kecil saya baca semuanya, sehingga kalau dia nulis aneh-aneh yang melintir, saya makan semua. Karena, apa pun itu adalah fungsi kontrol,”ujarnya.
Jokowi juga meminta Pers untuk mengubah pola pikir, di mana harus memiliki optimisme tinggi dan pemikiran positif bahwa negara akan menjadi kesatuan yang sejahtera, besar, dan martabat.
“Kalau kita mau yang datar-datar saja ya, kita akan datar terus, memang perlu loncatan dan keberanian untuk diperlukan akan saya putuskan,” kata dia. Kemudian Jokowi mencontohkan penghapusan subsidi bahan bakar minyak. Subsidi itu, ia alihkan untuk sektor yang lebih produktif.
Dalam acara ini, Jokowi mendapatkan cendramata sebuah jaket bertuliskan “Pers Indonesia” di bagian punggungnya, sedangkan bagian depannya bertuliskan “Media Darling”.
Menurut Ketua Umum PWI Pusat Margiono, pemberian jaket bertuliskan “Media Darling” ini bertujuan untuk semakin mempererat hubungan para insan pers dengan Presiden. “Karena waktu acara di Batam saat Pak Jokowi datang saya ditanyakan teman-teman, medianya ada, darlingnya kemana?” (Ab)