- Kecamatan Larangan Kota Tangerang Salurkan Bantuan Sosial untuk Anak Terlantar dan Disabilitas
- Apa Jadinya Jika TNI, Pemerintah, dan Rakyat Bergerak Bersama? TMMD ke-126 Jawab dengan Aksi Nyata di Pandeglang
- HUT ke-80 TNI di Banten: Soliditas Prajurit, Pengabdian Tanpa Batas . TNI Prima - TNI Rakyat - Indonesia Maju
- HUT Ke-25 Provinsi Banten, Gubernur Andra Soni Ajak Lanjutkan Pembangunan dengan Semangat Kolaborasi
- Pengurus PWI Pusat Periode 2025-2030 Resmi Dikukuhkan di Monumen Pers Solo
Duterte Tuding Oposisi Rencanakan Kudeta

Internasional – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengklaim memiliki informasi dari satu negara asing bahwa oposisi bersekongkol dengan pemberontak komunis dan militer untuk menggulingkan kekuasaannya.
“Kami memiliki bukti dan kami memiliki percakapan yang dilakukan oleh negara asing yang bersimpati kepada kami,” kata Duterte didampingi penasihat hukum kepresidenan Filipina, Salvador Panelo, dalam percakapan yang disiarkan di televisi nasional, sebagaimana dikutip Reuters.
Duterte mengaku telah meminta militer untuk “mendeklasifikasikan” informasi rahasia mengenai rencana yang dibocorkan oleh negara ketiga itu
Ia kemudian mengatakan bahwa oknum komunis, politikus dan sekelompok mantan prajurit itu masih terus melakukan komunikasi. Duterte pun berencana menangkap oknum-oknum tersebut setelah mencabut amnesti mereka.
Tudingan itu langsung dibantah oleh oposisi, pemberontak maois, dan sekelompok mantan tentara yang pernah mengupayakan kudeta gagal di masa lalu.
Pada pekan lalu, Duterte sudah menarik amnesti yang diberikan kepada pengkritiknya, senator Antonio Trillanes, seorang perwira angkatan laut yang memimpin dua upaya kudeta gagal pada 15 tahun lalu. Duterte juga memerintahkan agar senator itu ditangkap.
Duterte juga memperingatkan tentara agar tidak berkolusi dengan kelompok Trillanes setelah beredar rumor mengenai truk militer dan kendaraan lapis baja masuk ke jalan utama di Manila. Militer langsung membantah rumor tersebut.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata juru bicara militer, Edgard Arevalo, yang kemudian menjelaskan bahwa pergerakan militer itu hanya kegiatan rutin.
Anggota kongres rekan separtai Trillanes, Gary Alejano, yang juga pernah ambil bagian dalam kudeta gagal, menyangkal tuduhan presiden bahwa mereka merencanakan penggulingan sang presiden.
Alejano menegaskan bahwa mereka hanya melakukan pekerjaan mereka sebagai “anggota oposisi di bawah sistem pengawasan terhadap pemerintahan yang demokratis.”
Ia mengatakan bahwa presiden sedang berusaha mengalihkan perhatian orang-orang dari keterpurukan ekonomi yang gagal mereka atasi. (cin/has)