Pilrek: Pertaruhan Integritas dan Moral Para Senator Untirta

SERANG, beritaindonesianet-Para Senator Untirta yang memilki hak suara yang menentukan rektor Untirta:
1. H.E.R. Taufik, S.E, M.M., M.Si., Ph.D, 2. Prof. Dr. Ing. Ir. Asep Ridwan, S.T., M.T., IPM, 3. Prof. Dr. H. Tubagus Ismail, S.E, M.M., Ak. 4. Dr. Dipl.Ing (FH) Rangga Galura Gumelar, M.Si 5. Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T.,M.T 6. Prof. Dr. Eng. A. Ali Alhamidi, S.T.,M.T. 7. Dr. dr. Siti Farida, M.Kes, Pd.D. 8. Dr. H. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si 9. Dr. Aan Hendrayana, S.Si., M.Pd. 10. Prof. Dr. Suwaib Amiruddin 11. Dr. H. Wawan Prahiawan, S.E., M.M 12. Dr. Ririn Irnawati, S.Pi., M.Si. 13. Dr. Rani Sri Agustina, S.H.,M.H. 14. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat,M.Pd. 15. Prof. Dr. Hj. Yeyen Maryani, Dra., M.Si 16. Prof. Dr. Hj. Meutia,S.E,M.P. 17. Dr. Rusmana, Ir., M.P. 18. Dr. H. Aceng Hasani, Drs., M..Pd. 19. Ns. Eli Amaliyah, S.Kep., M.M.Kes. 20. Dr. Fatkhul Muin, S.H., LL.M. 21. Dr. Yudi Juniardi, S.Pd., M.Pd. 22. Prof. Dr. Hj. Palmawati Tahir, M.H. 23. Prof. Dr. Hj. Faridatul Fauziah,S.H., M.H. 24. Dr. Agus Prihartono Permana Sidiq, S.H., M.H. 25. Prof. Alfirano, S.T., M.T.,Ph.D. 26. H. Kurnia Nugraha, S.T.,M.T. 27. Dr. Aan Aspianto, S.Si., S.H., M.H. 28. Dr. Ir. Wahyuni Martiningsih, M.T. 29. Dr. H. Suherna, SP. M.Si 30. Prof. Dr. Wahyu Susihono, S.T., M.T. 31. Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si 32. Prof. Dr. H. Ir. Nurmayulis, M.P. 33. Dra. Ida Zubaida, M.Pd. 34. Dr. Dase Erwin Juansah, S.Pd., M.Pd. 35. Prof. Dr. H. Yayat Ruhiat, M.Si 36. dr. Tricahyani Endah Yuiarti, MPH., Sp.EM. 37. Prof. Dr. Ir. Hj. Kartina AM., M.P. 38. Prof. Dr. H. Agus Ismaya Hasanudin, S.E., S.H., M.Si 39. Ir. Hj. Cristiana Andjar Astuti, M.Si. 40. Dr. H. Akhmadi, S.E.,M.M. 41. Anis Fuad, S.Sos., M.Si. 42. Dr. Nurprapti Wahyu Widyastuti, M.Si.

Nama-nama besar dia atas merupakan penentu terpilihnya rektor Untirta untuk waktu empat tahun kedepan.

Untuk sebuah pilihan, seluruh nama besar tersebut akan mempertaruhkan seluruh capaian yang telah mereka raih.

Capaian yang mereka raih tentunya untuk menata nilai masa depan anak bangsa.

Empat tahun tersebut, tentunya sangat pendek jika dilihat dari ukuran nilai waktu yang dilalui. Tetapi jika 4 tahun dalam arti transformasi nilai yang berkelanjutan, dapat jadi dari ribuan mahasiswa yang diterima dan dilepas Untirta selama empat tahun tersebut, secara nilai akan tumbuh kembang secara berkesinambungan dapat hidup berabad-abad.

Sehingga pemilihan rektor oleh senat untirta yang tinggal menghitung jam lagi, yang menyusul akan kembali mengerucutnya jumlah calon rektor Universitas Tirtayasa (Untirta) dari 5 menjadi 3 orang.

Penentuan ini merupakan pertaruhan besar bagi para senator untuk menguji integritas dan moralitas mereka sebagai standar nilai dan moral pendidikan di tingkat perguruan tinggi.
“Selain mempunyai visi misi yang besar dalam mengembangkan mutu Pendidikan di Provinsi Banten, calon Rektor Untirta hendaknya memiliki integritas yang tinggi dan menjunjung tinggi nilai moral,” ujar Ketua Komisi V DPRD Banten Yeremia Mendrofa saat dihubungi Senin petang (29/05)
Menurut Yeremia, saat ini peningkatan daya saing sumber daya manusia (SDM) merupakan tantangan besar dalam meningkatkan mutu dan memajukan dunia pendidikan, terutama di Provinsi Banten. Karena itu, para senator sebagai pemilik hak suara hendaknya selektif dalam menentukan siapa saja calon rektor yang layak dipilih. “Saat ini, kita kan punya tantangan khususnya meningkatkan daya saing sumber daya manusia di Provinsi Banten, khususnya di tingkat perguruan tinggi,” ujar Yeremia.

Karena itu, dalam pemilihan Calon Rektor Untirta, Yeremia menggarisbawahi tiga poin penting. Yang pertama, calon tersebut harus mempunyai visi misi besar dalam membangun dunia Pendidikan. “Dibutuhkan rektor yang punya misi visi besar dalam membangun dunia pendidikan di Provinsi Banten, yang pertama.”
Poin kedua, Yeremia menyoroti masalah integritas Calon Rektor. “Yang kedua terkait dalam proses pemilihan, kita berharap panitia seleksi mempertimbangkan integritas tinggi. Karena dalam dunia pendidikan banyak tantangan. Contohnya, selama ini banyak info masuk perguruan tinggi banyak hal-hal yang berurusan dengan hukum. Maka agar tidak terjadi diperlukan calon rektor yang integritasnya tinggi.”
Poin ketiga, kata Yeremia, calon rektor harus menjunjung nilai moral sesuai semboyan pendidikan yang diungkapkan Ki Hadjar Dewantara; Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani yang menjadi pedoman pendidik menjalankan bimbingan kepada anak didiknya. “Kalau dunia pendidikan harus menjunjung tinggi nilai moral, kita berharap pemimpin mempunyai slogan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”
Meski semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani dikenal luas sebagai semboyan pendidikan, namun sejatinya semboyan ini mencakup aspek yang lebih luas yakni mengenai hakikat seorang pemimpin. “Ing Ngarso Sung Tulodo, seorang pemimpin hars memiliki teladan yang baik karena berada di tengah2 dunia Pendidikan, Tut Wuri Handayani memberikan dorongan,” kata Yeremia.

Sementara Presiden Akur Sekabeh Cilegon (ASC), Edi Muhdi Zein, meminta agar panitia pemilihan rektor dan Senat Untirta untuk bersikap professional dalam pemilihan tersebut. Apalagi mengingat peran perguruan tinggi sebagai lembaga akademika, yang dikenal identik dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi harus tegak lurus dengan penjaga etik.

“Sebagai penjaga etik yang notabene merupakan penjaga etik generasi bangsa dan publik, para calon rektor hendaknya tidak bermasalah moral dan bahkan hukum. Karena jika sampai terpilih jadi rektor, ini pasti akan menuai banyak pertanyaan berbagai pihak,” ujar Edi.
Edi bahkan mempertanyakan keprofesionalan panitia seleksi yang dianggapnya kurang berhati-hati. “Pertanyaan awal, mengapa panitia seleksi kurang hati-hati, sehingga ada yang pernah di jatuhi hukumn karena meloloskan mantan orang yang pernah di penjara karena peristiwa kriminal” tukas Edi.
Edi juga mengungkapkan sejumlah kasus yang mempunyai jejak digital yang mencederai dunia pendidikan. Baru-baru ini, bahkan ada calon rektor yang diperiksa KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) karena dugaan keterlibatannya dalam kasus suap penerimaan mahasiswa baru di Universitas Lampung atau yang dikenal dengan skandal Karomani. Pekan lalu, karena keterlibatannya dalam kasus suap ini, istri calon rektor pun harus rela mengembalikan uang 150 juta yang pernah dititipkan salah seorang calon mahasiswa Fakultas Kedokteran, Unila.
“Apa kasus ini tidak mengkhawatirkan? Karomani saja yang menjabat Rektor Unila sampai ditahan KPK. Bagaimana nasib Rektor Untirta kalau istrinya saja mengakui menerima titipan uang masuk mahasiswa baru di Unila? Apakah tidak mungkin, istri calon rektor yang menembalikan uang ini sudah kekenyangan. Karena usai melahap disini, Ia juga ikut melahap perguruan di Lampung. Keganasan lahap melahap ini, pasti atas sepengetahuan sang suami. Suapan suapam disinu! atas Kasus ini mencederai dunia pendidikan. Orang pintar banyak di dunia pendidikan, tapi bagaimana orang yang bermoral,” ujar Edi.

Selain itu ada juga calon yang di duga, terlibat masalah pelecehan seksual hingga di gugat sebuah LSM tentang pelecehan yang dilakukannya. Selain itu, jejak digital seorang calon yang diduga terlibat plagiasi karena dugaan mencuri karya seseorang disertai dengan dugaan pemalsuan tanda tangan, stempel dan naskah pidato kepala Desa Kanekes.

“Calon-calon itu dikenal luas di Untirta, begitu juga dengan perkara-perkara yang dituduhkan kepada merek. Dengan kondisi ini, terkesan senat mendapat operan bola panas dari panitia seleksi. Hasil seleksi lima besar itu (red. 1 dari 6 calon tidak hadir saat penyampaian visi misi), memaksa senat harus super hati-hati dalam memilih,” kata Edi.
Koordinator Hukum dan Kepegawaian Dirjen Dikti Ristek Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi, Suyitno, usai acara Penyampaian Visi Misi Calon Rektor Untirta, Selasa (19/05) mengungkapkan sistem pemilihan rektor. “Pemilihan dilakukan oleh anggota senat. Sekarang calon ada enam, yang hadir lima, nanti akan dilanjuti dengan pemilihan, nanti dari lima itu akan menjadi tiga yang nama mereka akan diajukan oleh senat. Nah dari tiga untuk dipilih menjadi satu.”
Menurut Suyitno, nantinya ketiga nama calon rektor yang akan disodorkan oleh senat akan diseleksi bukan hanya kemampuannya saja, tetapi hingga rekam jejaknya juga. “Ketiga nama itu akan disampaikan kepada mentri. Jadi dua minggu sebelum pemilihan, nama itu sudah harus disampaikan. Karena waktu itu harus melakukan rekam jejak. Rekam jejak itu bisa melalui media sosial, bisa melalui rekam akademiknya. Berita media tetap masuk juga.”
Karena itu, ia berharap agar para senat bisa memilih calon terbaik. “Ini sebenarnya adalah dosen-dosen terbaik dari Untirta, tinggal bagaimana kita bisa melihat dari yang baik ini ada yang terbaik.” (Hen)