Sekitar 1600 Demonstran Anti-Putin Ditahan di Rusia

Internasional – Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, disebutkan menjadi satu di antara sekitar 1600 demonstran anti-Putin yang ditahan dalam aksi, Sabtu (05/05/2018).

Seperti dilansir AFP, aksi antikepemimpinan Presiden Rusia Vladimir Putin itu berlangsung besar di sejumlah kota di negara Beruang Merah tersebut. Para demonstran itu kemudian ditahan polisi dan aktivis paramiliter yang menggunakan kekuatannya untuk membubarkan aksi anti-Putin.

Di Moskow disebutkan Polisi antihuru-hara memukul para demonstran dengan pentungan, dan menyeret mereka sebelum dilemparkan ke mobil polisi. Dilaporkan sekitar 700 orang ditahan di Moskow dalam aksi ini.

Para demonstran itu melakukan aksi di Alun-alun Pushkin untuk memprotes upacara pengucapan sumpah Putin sebagai pemimpin Rusia untuk periode keempat. Upacara itu dijadwalkan digelar Senin (07/05/2018).

Sementara itu Navalny, sang tokoh oposisi berusia 41, ditangkap polisi setelah dirinya meneriakkan kata ‘memalukan’ dalam bahasa Ukraina.

Navalny yang ‘dipaksa’ tak bisa menantang Putin dalam pemilu presiden pada Maret lalu itu menyerukan aksi menolak Putin di seluruh Rusia dengan slogan, ‘Bukan Tsar Kami’.

Aksi demonstrasi itu kemudian berkembang, dan dilaporkan terjadi di 26 kota termasuk di kawasan Timur Jauh dan Siberia.

Kelompok pengawas independen, OVD-info, melaporkan setidaknya 1600 orang ditahan polisi di 26 kota di Rusia. Terbanyak ditahan adalah di Moskow yakni sekitar 700 demonstran. Kemudian, terbanyak kedua di Saint Petersburg yakni sekitar. 230 demonstran yang ditahan.

Sementara itu, Kepolisian Rusia menyatakan yang ditahan sekitar 1500 demonstran. Di mana mereka yang ditahan di Moskow sekitar 300 orang, dan di St. Petersburg sekitar 200 orang.

Di kota St. Petersburg, aksi berlangsung di pusat mantan ibu kota kekaisaran Rusia tersebut. Kepolisian Rusia menyatakan mereka melempari petugas dengan telur dan botol air ketika dimintakan berhenti melakukan aksi.

“Negara ini membutuhkan perubahan. Putin bukan seorang tsar yang duduk [di Kremlin] selamanya,” ujar Stepan Duvanov, 20, seorang demonstran di St. Petersburg.

Putin, 65, telah menjadi pemimpin Rusia selama hampir dua dekade. Dia terpilih untuk keempat kalinya berkuasa di Kremlin dalam pemilu Maret lalu. Pada pemilu tersebut, Putin mencatatkan skor tertingginya dalam pesta demokrasi Rusia. Ia memenangkan lebih dari 76% suara.(cn)