Suriah Dilaporkan Pakai Senjata Kimia, AS dan Rusia Cekcok

Internasional – Amerika Serikat dan Rusia cekcok di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa saat membahas kecaman untuk Suriah yang dilaporkan menggunakan senjata gas klorin sehingga menjatuhkan banyak korban sipil, termasuk anak-anak.

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan kepada dewan bahwa ada “bukti jelas dari puluhan korban” untuk menguatkan dugaan serangan klorin di timur Ghouta.

“Kini kita punya laporan bahwa rezim Assad telah menggunakan gas klorin terhadap warganya sendiri, sebanyak beberapa kali dalam pekan-pekan terakhir, termasuk kemarin,” kata Haley sebagaimana dikutip AFP, Selasa (6/2/2018).

Amerika Serikat mengusulkan agar dewan mengadopsi pernyataan mengecam “sekeras-kerasnya” serangan klorin yang dilaporkan terjadi pada 1 Februari lalu di kota Douma dan melukai lebih dari 20 warga sipil, termasuk anak-anak.

Rusia menyerang balik dan menuding Amerika Serikat melakukan “kampanye propaganda” yang bertujuan untuk memfitnah Presiden Bashar al-Assad atas serangan kimia.

“Jelas bagi kami bahwa tujuan AS pada dasarnya adalah menuding pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia, di saat tidak ada pelaku yang teridentifikasi,” kata Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia.

Rusia mengusulkan revisi atas draf yang diajukan AS. Versi itu tidak menyebutkan serangan di Ghouta Timur dan menekankan bahwa laporan tersebut mesti “diinvestigasi secara kredibel dan profesional.”

Amerika Serikat menolak perubahan itu dan pada akhirnya tidak ada pernyataan yang diadopsi, kata sejumlah diplomat.

Haley mengecam Rusia karena menolak pernyataan yang menurutnya “kecaman sederhana atas dicekiknya anak-anak Suriah menggunakan gas klorin.”

Pernyataan yang disusun AS mengutarakan kekhawatiran atas tiga serangan klorin di timur Ghouta dalam beberapa pekan terakhir dan menegaskan bahwa pihak yang bertanggung jawab menggunakan senjata kimia mesti diadili.

Duta besar Rusia menyatakan, meski siap mengecam penggunaan senjata kimia, Moskow tidak bisa mendukung draf itu “dalam bentuk yang ada sekarang” karena pernyataannya menuding Damaskus. (aal)