Berita AktualBerita Internasional

Israel Ungkap Hubungan Rahasia dengan Arab Saudi

Internasional – Seorang menteri kabinet Israel mengatakan negaranya sempat diam-diam berhubungan dengan Arab Saudi di tengah kekhawatiran soal Iran. Pertanyaan ini jadi pertama kalinya salah satu pihak dari kedua negara yang telah lama disebut-sebut berhubungan rahasia itu mengungkap ada kontak yang sempat terjalin.

Pemerintah Arab Saudi belum memberikan tanggapan atas pernyataan yang dibuat oleh Menteri Energi Israel Yuval Steinitz itu. Juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun tidak merespons ketika ditanyai terkait hal tersebut.

Dalam wawancara dengan Army Radio yang dikutip Reuters pada Senin (20/11/2-17), Steinitz yang merupakan anggota kabinet keamanan Netanyahu, tidak menjelaskan kontak seperti apa yang dimaksud dan tidak merinci ketika ditanya mengapa Israel menyembunyikan hubungannya dengan Arab Saudi.

“Kami mempunyai hubungan yang memang sebagian tersembunyi dari banyak negara-negara Muslim dan Arab, dan biasanya kami bukan pihak yang malu (sehingga mesti menyembunyikan hubungan tersebut),” ujarnya.

“Pihak lainlah yang tertarik menyembunyikan hubungan ini. Dengan kami, biasanya, tidak ada masalah, tapi kami menghargai keinginan pihak lain, ketika hubungan itu berkembang, baik itu dengan Arab Saudi maupun negara-negara Arab lain atau negara Muslim lain dan masih banyak lagi … tapi kami tetap merahasiakannya.”

Baik Arab Saudi maupun Israel memandang Iran sebagai ancaman utama bagi Timur Tengah. Selain itu, kedua negara juga dispekulasi bisa bekerja sama di tengah peningkatan ketegangan antara Tehran dan Riyadh.

Arab Saudi berkeras menyatakan hubungan apapun dengan Israel bergantung pada penarikan negara tersebut dari tanah Arab yang dicaplok pada Perang Timur Tengah 1967.

Mencari dukungan regional terkait kesepakatan Israel-Palestina, utusan perdamaian Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah beberapa kali mengunjungi Arab Saudi semenjak ia menjabat awal tahun ini.

Dalam wawancara dengan Reuters pada Kamis, Menteri Luar Negeri Saudi Adel Jubeir merujuk pada inisiatif perdamaian Saudi ketika ditanya soal laporan kerja sama dengan Israel. Inisiatif itu pertama kali diadopsi liga Arab pada 2002 lalu.

“Kami selalu mengatakan bahwa jika konflik Israel-Palestina diselesaikan berdasarkan inisiatif perdamaian Arab maka Israel akan menikmati relasi normal, hubungan ekonomi, poliitik, diplomatik dengan semua negara-negara Arab, dan hingga hal itu terjadi, kami tidak punya hubungan dengan Israel,” ujarnya.

Rencana itu membuat hubungan kedua negara bergantung pada penarikan Israel dari wilayah yang dicaplok pada perang 1967, termasuk Yerusalem Timur.

Netanyahu telah menyuarakan dukungan tentatif untuk sebagian dari inisiatif tersebut, tapi masih banyak hal yang belum bisa disepakati oleh pihak Israel. (aal)