- Kepala Daerah Diundang Ikuti Anugerah Kebudayaan PWI di HPN 2026
- Ngopi Bareng Forkopimda, Danrem 064/Maulana Yusuf Dorong Sinergi Nyata Bangun Banten
- Kecamatan Larangan Kota Tangerang Salurkan Bantuan Sosial untuk Anak Terlantar dan Disabilitas
- Apa Jadinya Jika TNI, Pemerintah, dan Rakyat Bergerak Bersama? TMMD ke-126 Jawab dengan Aksi Nyata di Pandeglang
- HUT ke-80 TNI di Banten: Soliditas Prajurit, Pengabdian Tanpa Batas . TNI Prima - TNI Rakyat - Indonesia Maju
Dirut KAI Temukan Stasiun Kereta Berubah Menjadi Kafe
Jakarta|beritaindonesia.com – Pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) sedang berusaha menghidupkan kembali jalur kereta api (KA) Demak-Pati-Rembang. Namun siapa sangka, saat menelusuri sisa-sisa jalur KA itu, salah satu bekas stasiun di Demak justru sudah beralih fungsi menjadi kafe.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro memiliki pengalamannya sendiri saat menyempatkan diri meninjau stasiun yang beralih fungsi itu. Edi pun mengaku sempat adu argumen dengan pemilik kafe tersebut.
“Kalau itu milik bapak, buktinya mana?” kata Edi sembari menirukan omongan si pemilik kafe, Jakarta, Jumat (6/3/2015).
Mendapat pertanyaan itu, Edi pun merasa tergelitik. Bagaimana tidak, kata dia, di depan kafe itu terdapat rel kereta api yang dulu digunakan pada saat jalur itu masih berfungsi.
“Dia (pemilik kafe) minta bukti lagi,” kata Edi sembari tertawa.
Belum lagi kata dia, di kafe itu masih terdapat sisa-sisa bukti bahwa dulunya merupakan stasiun.
“Di situ juga ada bekas loket tiketnya,” ucap dia.
Lebih lanjut dia menurut kan bahwa kafe itu bernama kafe Angkasa. Dia pun meminta agar bawahannya segera menyelesaikan masalah alih fungsi lahan aset KAI tersebut. Pasalnya, pemerintah sudah sangat berkeinginan menghidupkan kembali jalur KA tersebut.
Saat ini, dari total aset lahan KAI seluas 270,6 juta meter persegi, baru 147,5 juta meter persegi yang dikuasai KAI dengan tanda sertifikat. Selain aset tanah, KAI juga memiliki masalah terkait aset rumah dinasnya. Dari 16.424 unit rumah dinas yang tersebar di Jawa dan Sumatera, baru 8.517 atau 57 persen yang dinyatakan clean and clear.