- Kongres Persatuan PWI Segera Digelar, Hendry-Zulmansyah Sepakati SC dan Peserta
- HUT ke25, LPM Banten Usulkan Perda dan Pergub Banten yang Atur Keberadaan LPM Secara Berjenjang
- PWI Kota Tangsel Periode 2025-2028 Resmi Dilantik, Usung Profesionalisme dan Soliditas
- Ombudsman Banten Awasi Penilaian Kompetensi dan Potensi ASN Pemprov Banten
- Maksimalkan Kinerja, Gubernur Banten Andra Soni: Perkuat Komunikasi dan Kerja Kolektif
Peluang Ma’ruf Amin dan Mahfud Menanjak

Jakarta – Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, menyebutkan, diusulkannya Ustad Abdul Somad dan Habib Salim Segaf Aljufri sebagai kandidat cawapres Prabowo Subianto membuat peluang KH Ma’ruf Amin dan Mahfud MD menanjak sebagai cawapres Joko Widodo.
Said mengatakan, selain Kiai Ma’ruf Amin dan Mahfud MD, kandidat cawapres Jokowi yang juga berpeluang dan diuntungkan diusulkan Ustad Abdul Somad dan Habib Salim Segal Aljufri itu, yakni Din Syamsuddin, Tuan Guru Bajang (TGB) Abdul Majdi dan Jimly Asshiddiqie.
“Sebetulnya, nama kelima tokoh itu sudah banyak disebut-sebut memiliki peluang untuk mendampingi Jokowi. Tetapi probabilitas mereka agak terhambat oleh kandidat lain yang berasal dari unsur parpol,” tuturnya, di Jakarta, Rabu (1/8/2018)
Sebagai orang non-parpol, lanjut dia, mereka dianggap tidak punya kontribusi dalam soal pengusulan capres-cawapres. Sementara kandidat dari unsur parpol merasa memiliki modal elektoral untuk mengusung Jokowi.
“Nah, ketika kubu penantang berencana memasang tokoh agama sebagai calon pendamping Prabowo Subianto, maka peluang kelima tokoh untuk mendampingi Jokowi bisa ikut menanjak,” jelasnya.
Menurut dia, untuk mengimbangi Ustad Abdul Somad atau Habib Salim dalam merebut suara pemilih muslim, Jokowi memerlukan figur yang juga memiliki pengaruh kuat dikalangan pemilih muslim.
Dilihat dari daftar nama cawapres yang sudah beredar, nama Kiai Ma’ruf, Pak Din, TGB, Jimly, atau Mahfud MD mungkin menjadi figur yang paling mendekati kriteria itu.
“Jika kriterianya diarahkan pada figur ulama murni, maka nama Kiai Ma’ruf dan nama Pak Din sepertinya pantas dipertimbangkan oleh Jokowi,” kata Said.
Figur Kiai Ma’ruf cukup menonjol dikalangan pemilih muslim. Dia sering dijadikan sebagai rujukan oleh para ulama. Dia pimpinan MUI yang menaungi berbagai ormas Islam, sekaligus petinggi di Ormas Nahdlatul Ulama (NU).
Din juga punya ‘background’ yang mirip dengan Kyai Ma’ruf. Dia pernah memimpin MUI, juga pernah memimpin Ormas Muhammadiyah.
“Sedikit kelebihan Pak Din dibandingkan Kiai Ma’ruf mungkin karena dia juga dikenal sebagai seorang intelektual dan berasal dari luar Pulau Jawa,” ujar Said. (ant)