Ketua BKOW Banten Imbau Pelaku Industri Rumahan Gunakan Inovasi Buat Makanan Tradisional
CIKEUDAL, beritaindonesianet -Para pelaku industri rumahan, terutama kuliner diimbau untuk bisa menggunakan inovasi dalam membuat makanan tradisional yang mereka perjualbelikan. Hal tersebut bertujuan agar pangsa pasar yang dituju bisa semaki luas dan beragam.
“Ibu-ibu, jika membuat makanan tradisional harus menggunakan inovasi sehingga semua bisa menikmati makanan itu,” ujarnya Ketua Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Banten Adde Rosi Khaerunnisa, saat sambutan di acara Pelatihan Digital Marketing dan Tata Boga Bagi Industri Rumahan Perempuan di aula Koperasi Wanita Pengembang Sumberdaya (KWPS) “Kuntum Mekar” di Kampung Tegal, Desa Tegal, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (27/11).
Tak hanya itu, kata Adde Rosi, dagangan yang akan diperjualbelikan juga harus mempunyai daya jual, dan tentu saja untuk itu dagangan harus menarik. “Jangan asal jual ya bu dagangannya, tapi harus berdaya jual, eye catching,” ujar isti Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumi tersebut.
Menurut Adde Rosi, masa pandemi saat ini tidak seharusnya menjadi hambatan bagi para pelaku bisnis rumahan. “Covid, meskipun harus di rumah tapi manfaatkan buat bisnis online,” ujarnya.
Dengan adanya bisnis rumahan yang bermutu dan menghasilkan, Adde Rosi berharap angka kekerasan terhadap perempuan bisa menurun. “Dengan tingginya produktivitas, Insya Allah kekerasan rumah tangga bisa dihindari.” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten Siti Ma’ani Nina mengungkapkan jika Gubernur dan Wakil Gubernur Banten sangat memperhatikan keberlangsungan industri rumahan.
“Kami sudah menggulirkan berbagai program kegiatan dan bantuan, termasuk untuk ke kopeasi ini juga. Mudah-mudahan permasalahan ibu-ibu bisa teratasi,” ujar Nina.
Meskipun demikian, Nina berharap agar para pelaku industri rumah cepat berpuas diri. “Inovasi ibu-ibu harus ditambah agar ,” ujarnya.
Menurut Nina, bisnis tanpa modal itu lebih kuat dibandingkan bisnis yang dimulai dengan banyaknya fasilitas. “Karena keinginannya dengan kreasi dan inovasi yang ada bisa menjadi uang dan tambahan.” (hen)
