Jawa Barat dan Banten Rencanakan Jalur Kereta Pangandaran-Banten

Bandung – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat, Taufiq Budi Santoso mengatakan, revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jawa Barat yang tengah dibahas bersama DPRD dipastikan akan memasukkan  rencana pengembangan jalur kereta baru sepanjang pesisir selatan Jawa Barat menuju Banten. “Dalam revisi tata ruang sudah kita masukkan. Ruasnya juga sudah kita masukkan,” kata dia di Bandung, Kamis (21/2/2019).

Taufiq mengatakan, revisi RTRW Jawa Barat dipersiapkan untuk mengantisipasi pengembangan Jawa Barat hingga tahun 2029. “Untuk mewujudkan ruas itu ada tahapnya. Mulai dari perencanaan dan sebagainya. Tapi kita sudah plot supaya kita bisa mulai dari perencanaannya dulu. Perencanaan butuh berapa lama, sampai nanti terlaksana pembangunannya,” kata dia.

Bagian dari rencana itu misalnya, dalam waktu dekat Bappeda Jawa Barat akan mengunjungi Banten untuk membicarakan rencana itu. “Kami akan ke Banten, paling tidak untuk mengobrolkan itu, kita punya rencana itu,” kata Taufiq.

Taufiq mengatakan, jalur kereta tersebut dirancang menyusuri sepanjang pesisir selatan Jawa Barat dari Pangandaran sampai Cisolok di Sukabumi menjangkau perbatasan Banten-Jawa Barat. “Menyusuri pantai (selatan) ke (Geopark) Ciletuh, di setia kota ada stasiun sampai ke perbatasan Banten melalui Cisolok (Sukabumi). Kan Cisolok berbatasan dengan Bayah (Banten),” kata dia.

Taufiq menuturkan, pengembangan jalur kereta itu dengan cara membangun jalan kereta baru. Jalur kereta itu juga akan tersambung dengan sejumlah rencana reaktivasi jalur kereta yang tengah digarap Kementerian Perhubungan di Jawa Barat.

Dia mencontohkan, rencana reaktivasi jalur kereta kereta Bandung-Ciwidey dalam rancangan Revisi RTRW Jawa Barat akan diteruskan menuju pesisir selatan dan tersambung dengan jalur kereta Pangandaran-Banten. “Vertikalnya nyambung. Terus (reaktiviasi rute kereta) Pangandaran-Cipatujah, disitu titik mulainya sampai ke Cisolok. Tidak hanya rute horisontalnya, tapi vertikalnya kita siapkan,” kata Taufiq.

Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, Yunandar Eka Prawira menyinggung soal rencana pengembangan jalur kereta di Forum Konsultasi Publik membuka rangkaian Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Jawa Barat 2020 di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 21 Februari 2019. “Saya mendorong Jawa Barat tahun 2020 segera mengimplementasikan secara menyeluruh program rencana induk perkeretaapian Jawa Barat dan Perpres 25 tahun 2018 tentang rencana tata ruang cekungan Bandung yang salah satu amanatnya infrastruktur kereta api,” kata dia, Kamis, 21 Februari 2019.

Yunandar mengatakan, konektivitas masih menjadi masalah di Jawa Barat. Jalur kereta bisa menjadi tulang punggung konektivitas. “Di Jawa Barat konektivitas antar wilayah belum efisien sehingga menyebabkan kesulitan lalu lintas manusia dan logistik, biaya transportasi mahal. Perlu dilakukan konsep pembangunan yang lebih komprehensif, efektif, dan efisien menghubungkan pusat produksi dengan pasar, desa dengan kota, pelabuhan dengan kawasan industri, bandara dan lain sebagainya,” kata dia.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pengembangan jalur kereta Pangandaran-Banten bagian dari rencana pengembangan Jawa Barat selatan. “Ada pengembangan jalur kereta baru dari Pangandaran sampai Banten, penambahan jalan raya yang melintasi Jawa Barat bagian tengah ke selatan, kemudian ada penambahan bandara-bandara,” kata dia di Bandung, Senin, 11 Februari 2019.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, studi rute kereta dari Pangandaran sampai Banten akan dilakukan tahun ini. “Studinya itu masuk dulu di RTRW. Filosofi gubernur, sekarang kita gak pernah membuat jalur (kereta) baru, hanya mereaktivasi, itu kan hanya peninggalan Belanda, masak kita gak bisa membuat sendiri,” kata dia, Senin, 11 Februari 2019.

Dedi mengatakan, studi rute kereta baru tersebut juga tidak melulu untuk menyambungkan wilayah selatan-selatan Jawa Barat, tapi juga untuk rute dari Jawa Barat bagian tengah menuju daerah selatan. “Untuk selatan ada (rute) horisontal dan vertikal.  Vertikal itu (misalnya) dari CIkajang tembus ke Garut selatan, dari Bandung-Ciwidey menuju Rancabuaya. Horisontalnya mulai dari Parigi sampai perbatasan Banten,” kata dia. (tmp)