Berita AktualBerita Internasional

Menlu Prancis Minta Trump ‘Tak Menari di Atas Rompi Kuning’

Internasional – Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian meminta Presiden Amerika Serikat (AS) diam dan tak mengintervensi politik di negaranya.

Hal tersebut diungkapkan Drian menanggapi dua kicauan Donald Trump di media sosial pribadinya yang membicarakan demontrasi rompi kuning dan perjanjian kesepakatan perubahan iklim di Paris, Prancis. Dua kicauan Trump itu dianggapnya upaya memancing di air keruh atau ‘menari-tari’ di atas aksi rompi kuning yang menggemparkan Prancis sepanjang akhir pekan.

“Kami tak ingin politik domestik warga Amerika ikut di sini, dan kami ingin itu dibalas. Saya katakan ini kepada Donald Trump dan Presiden Prancis juga mengatakan ini: Biarkan bangsa kami sendiri,” ujar Le Drian kepada stasiun televisi LCI seperti dikutip Reuters, Minggu (9/12).

Sebelumnya, lewat akun Twitter pribadinya, Trump menghubung-hubungkan demonstrasi rompi kuning di Prancis dengan pembicaraan perubahan iklim yang berlangsung di ibu kota negera tersebut, Paris.

“Hari dan malam yang sangat sedih di Paris. Mungkin ini saatnya untuk menghentikan hal yang sangat konyol dan luar biasa mahal dari Kesepakatan Paris serta mengembalikan uang itu kepada rakyat dalam bentuk pajak yang rendah,” demikian satu dari kicauan Trump.

Kicauan lainnya berisi, “Kesepakatan Paris tak bekerja dengan begitu baik di Paris. Protes dan unjuk rasa terjadi di seantero Prancis. Orang tak ingin membayar uang dalam jumlah besar, yang cukup besar untuk negara-negara dunia ketiga (itulah pertanyaan yang terjadi), untuk mungin melindungi lingkungan. Mari teriakkan ‘Kami Ingin Trump!’ Love France.”

Kesepakatan Paris untuk mencegah perubahan iklim itu ditandatangani negara-negara dunia di Paris, Prancis pada 2015 silam.

Le Drian mengatakan, gambar yang beredar di AS dengan massa yang menyerukan ‘We Want Trump’ bukanlah aksi yang terjadi di Prancis. Gambar itu merupakan peristiwa yang terjadi beberapa bulan lalu di London saat Trump berkunjung.

Selain itu, menurut pria yang pernah menjabat Menteri Pertahanan Prancis, sebagian besar warga Amerika tidak setuju dengan keputusan Trump keluar dari kesepakatan iklim Paris.

Aksi demonstrasi rompi kuning yang terjadi di Paris begitu besar pada akhir pekan lalu. Lebih dari seribu orang diamankan petugas dalam aksi yang memprotes pajak tinggi dan kenaikan harga bahan bakar tersebut.

Atas aksi rompi kuning itu, Le Drian menegaskan pemerintahan Prancis yang dipegang Emmanuel Macron ingin menyelesaikannya lewat dialog dengan para demonstran.

“Saya pikir apa yang ia ungkapkan akan cukup kuat bagi pergerakan ini untuk mereda, atau setidaknya menghentikan aksi para hooligan,” ujar Le Drian.

Serupa Le Drian, politikus lain Prancis pun marah atas kicauan Twitter Donald Trump. Joachim Son-Forget yang juga anggota dewan di Prancis memberikan pesan jelas kepada Trump, “Jangan hina negara saya hai pikun tua (dotard).”

Pernyataan yang dilayangkan Son-Forget itu adalah bentuk sarkasme menggunakan kalimat yang sebelumnya digunakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terhadap Trump.

Pemerintah Prancis mengamankan lebih dari 1.700 orang telah ditangkap di seluruh penjuru negeri dalam aksi protes rompi kuningterbaru, Sabtu (8/12).

Kepolisian juga mengatakan aksi demo rompi kuning yang terjadi kemarin menyebabkan kerusakan lebih banyak di Paris dibandingkan dengan aksi sepekan lalu.

Pada Sabtu (8/12), aksi demonstrasi oleh orang-orang berompi kuning diwarnai kerusuhan di Paris dan sejumlah kota lainnya, seperti Marseille, Bordeaux, Lyon, dan Toulouse. (kid/cnn)