John McCain: Penampilan Trump usai Temui Putin Memalukan

Internasional – Senator Partai Republik John McCain menyebut penampilan Presiden Donald Trump dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki pada Senin (16/7) sebagai hal paling memalukan yang pernah dilakukan oleh seorang pemimpin negara AS.

“Konferensi pers hari ini di Helsinki adalah salah satu penampilan paling memalukan oleh seorang presiden AS sepanjang sejarah,” tulis McCain dalam pernyataan yang diunggah melalui situs resminya.

Menurut McCain, kenaifan dan simpati Trump terhadap Putin menimbulkan kehancuran sehingga keseluruhan pertemuan di Helsinki ini pantas disebut sebagai kesalahan tragis.

 “Presiden Trump membuktikan bahwa ia bukan hanya tak mampu, tetapi juga tak ingin melawan Putin,” tulis McCain.

McCain menganggap Trump sengaja memberikan panggung bagi Putin untuk memuntahkan propaganda dan kebohongan kepada dunia yang melegitimasi pencaplokan Crimea dari Ukraina dan kebijakan Rusia di Suriah.

Ia kemudian menyoroti sikap Trump yang baik terhadap Putin, sementara terus mengkritik sekutu-sekutu AS, seperti anggota NATO dan Inggris.

Sebelum bertemu Putin, Trump melakukan rangkaian lawatan ke sejumlah negara Eropa. Dalam rapat NATO di Brussels, ia mengkritik para negara anggota yang lamban menaikkan bujet pertahanannya dan mengeluh karena selama ini AS mengeluarkan biaya paling banyak.

Setelah pertemuan NATO, Trump bertolak ke Inggris, di mana ia mengkritik Perdana Menteri Theresa May terkait pendekatannya dalam mengatasi krisis Brexit.

“Tidak ada presiden sebelumnya yang pernah merendahkan dirinya secara lebih hina di hadapan seorang tiran. Presiden Trump tak hanya gagal mengungkap kebenaran tentang seorang musuh, namun juga gagal berbicara mewakili Amerika di hadapan dunia,” kata McCain.

McCain adalah senator Partai Republik yang mewakili negara bagian Arizona. Dia pernah menjadi bakal calon presiden dalam pilpres AS pada 18 tahun lalu, namun kalah dengan George Walker Bush dalam konvensi Partai Republik.

Pada 2008, dia memenangkan pencalonan Partai Republik dan maju menjadi capres, tapi dikalahkan Barack Obama yang diusung Partai Demokrat. (has/cnn)