Berita AktualBerita Daerah

Banten Serius Perangi TBC Melalui Gebet dan Toss

Serang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, segera meluncurkan program Gebet dengan Toss (Gerakan Banten Eliminasi Tuberkulosis dengan Temukan, Obati, Sampai Sembuh) dengan melakukan kegiatan aksi “ketuk pintu” guna menekan angka pengidap penyakit Tuberkulosis (TB) atau penyakit TBC di 8 Kota dan Kabupaten yang ada di Provinsi Banten.

Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, drg Sigit Wardojo kepada INDOPOS di Serang,Kamis (22/3).“Kita akan meluncurkan gerakan Gebet Toss dengan sistem jemput bola atau ketuk pintu yang melibatkan semua steak holder untuk memberantas penyakit TBC di wilayah Banten,” terang Sigit.

Sigit mengungkapkan,berdasarkan data dari Kememkes jumlah penderita tuberkulosis di wilayah Banten diperkirakan mencapai 40.227 orang,namun yang sudah terdekteksi atau yang terdata berjumlah sebanyak 16.608 orang, dengan peringkat pertama jumlah pederita berada di Kabupaten Tangerang sebanyak 4.827 orang.

“Masih banyak penderita yang belum ditemukan dan belum di obati, karena ini penyakit menular, kita harus saling mendukung dalam pencegahan.Karena yang tidak ditemukan, mungkin lebih banyak dari yang sudah terdata,” tuturnya.

Ia mengatkan, kegiatan Gebet Toss nantinya akan diikuti oleh aksi ketuk pintu,dengan tujuan memperluas cakupan pencarian penderita TBC di daerah yang disinyalir masih banyak terdapat masyarakat yang terjangkit TBC,terutama di daerah industri dan daerah yang memiliki lingkungan tidak sehat.

Menurut Sigit, ada beberapa analisis penyebab missing caseatau kasus yang belum terdekteksi, karena masih banyak masyarakat yang belum menerima informasi tentang TBC secara benar, masih banyak suspek yang belum diagnosis TBC,sebagian besar layanan masyarakat kesehatan swasta belum melaporkan adanya kasus TBC, dan masih banyak layanan kesehatan swasta yang tidak memakasi strategi DOTs (Directly Observed Treatment Short-course) dalam tatalaksana TB, serta kurangnya pengetahuan masyaraat untuk mencari layanyan TBC di Fasyankses (Fasiltas Layanya Kesehatan) .

”DOTs itu merupakan strategi penanggulangan Tuberkulosis di Rumah Sakit melalui pengobatan jangka pendek, dengan pengawasan langsung,karena DOTs adalah tempat untuk konsultasi pasien TB,” terangnya.

Menurutnya, masa penyembuhan TB berbeda-beda pada setiap pasien, hal ini bergantung pada kondisi kesehatan pasien TB serta tingkat keparahan TB yang dialami.

Kondisi pasien TB kata Sigit, biasanya akan mulai membaik dan TB berhenti menular setelah mengonsumsi obat TBC selama 2 minggu. Tetapi untuk memastikan kesembuhan total, pasien TB harus menggunakan obat TBC atau antibiotik yang diberikan dokter selama 6 tanpa terputus.“Pengobatan TBC biasanya memakan waktu cukup lama, karena sifat infeksinya yang mudah menular dan cukup serius.Pasien harus disiplin minum obat selama 6 bulan tanpa terputus,” cetusnya

Sementara Sekretaris Dinas Kesehatan Banten,Dadang Iskandar menambahkan, selain gerakan Gebet Toss yang dicanangkan oleh Kadinkes untuk memberantas penyakit tuberkulosis, serta mendukung misi Gubernur Banten Wahidin Halim di bidang Kesehatan, pihaknya juga melibatkan Satuan Karya Pramuka Bhakti Husada (SBH) Banten ,dalam mendorong peran Pramuka untuk terlibat aktif sebagai agen dan penggerak perubahan perilaku hidup sehat di tengah masyarakat.

“Kita juga akan menjadikan Pramuka sebagai agen penggerak perilaku hidup sehat,dengan memberikan pelatihan di bidang kesehatan, dari mulai Pramuka tingkat Provinsi hingga ke desa desa,” papar Dadang.

Ia menjelaskan,dengan pelatihan yang diberikan ini nantinya Pramuka dapat memahami tentang pelayanan bidang Kesehatan masyarakat,termasuk pendampingan terhadap kader Posyandu, dan belajar tata kelola dan laksana pelayanan kesehatan pasien di Puskesmas hingga rujukan ke rumahsakit. “Kita harapkan, Pramuka ikut serta mendukung misi Gubernur dalam penuntasan penyakit tuberkulosis,” cetusnya.

Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan dengan praktek berupa kegiatan
nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya, dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Dadang menambahkan, keberadaan Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya.

Menurut Dadang,dari 8 Kota dan Kabupaten yang ada di Banten,Kabupaten Tangerang merupakan daerah terbanyak penderita TBC, dengan angka penderita mencapai 2.089 orang, disusul oleh Kota Tangsel sebanyak 2.089 penderita, Kabupaten Serang 2.557 penderita, Kota Tangerang 1.792 penderita, Kabupaten Pandeglang 1.426 penderita,Kabupaten Lebak 1.426 penderita, Kota Cilegon 1.320 penderita,dan Kota Serang 1.191 penderita. (yas)