Berita AktualBerita Internasional

Assad Sebut Perancis Dukung Terorisme

Internasional – Presiden Suriah Bashar al-Assad menuding Perancis mendukung pertumpahan darah di negaranya dan tidak pantas membicarakan kesepakatan damai.

Komentar itu dilontarkan dalam menanggapi pernyataan Perancis yang menyebut Suriah tidak melakukan apa-apa untuk mencapai perdamaian dan mengakhiri perang, Jumat pekan lalu. Parancis juga menyebut pihak Assad melakukan pembunuhan massal di Ghouta Timur, di mana 400 ribu orang dikepung pasukan pemerintah Suriah.

“Perancis menjadi ujung tombak mendukung terorisme dan tangan mereka berlumuran darah warga Suriah sejak hari pertama dan kami tidak mengerti bagaimana mereka bisa mengubah sikap secara fundamental,” cetus Assad, dalam artikel media pemerintah yang dikutip Reuters, pada Selasa (19/12/2017).

“Mereka yang mendukung terorisme tidak berhak berbicara soal perdamaian,” imbuhnya.

Diketahui, Prancis menjadi pendukung utama oposisi Suriah. Namun, Negeri Anggur itu mengambil pendekatan lebih pragmatis pada konflik Suriah sejak Presiden Emmanuel Macron menjabat. Pemerintahannya bersikap bahwa Assad tidak perlu dilengserkan untuk mencapai kesepakatan.

Presiden Suriah Bashar al-Assad menuding Perancis mendukung pertumpahan darah di negaranya dan tidak pantas membicarakan kesepakatan damai.

Komentar itu dilontarkan dalam menanggapi pernyataan Perancis yang menyebut Suriah tidak melakukan apa-apa untuk mencapai perdamaian dan mengakhiri perang, Jumat pekan lalu. Parancis juga menyebut pihak Assad melakukan pembunuhan massal di Ghouta Timur, di mana 400 ribu orang dikepung pasukan pemerintah Suriah.

“Perancis menjadi ujung tombak mendukung terorisme dan tangan mereka berlumuran darah warga Suriah sejak hari pertama dan kami tidak mengerti bagaimana mereka bisa mengubah sikap secara fundamental,” cetus Assad, dalam artikel media pemerintah yang dikutip Reuters, pada Selasa (19/12).

“Mereka yang mendukung terorisme tidak berhak berbicara soal perdamaian,” imbuhnya.

Diketahui, Prancis menjadi pendukung utama oposisi Suriah. Namun, Negeri Anggur itu mengambil pendekatan lebih pragmatis pada konflik Suriah sejak Presiden Emmanuel Macron menjabat. Pemerintahannya bersikap bahwa Assad tidak perlu dilengserkan untuk mencapai kesepakatan. (aal/arh)