Berita AktualBerita Daerah

‘Di Tangan WH-Andika Proyek-Proyek Pro Rakyat Ditempatkan Teratas’

Serang – Rakyat Banten, mulai bisa tersenyum. Impian panjang mereka akan datangnya kemakmuran sudah di depan  mata. Betapa tidak, di dalam  APBD 2018,  alokasi anggaran untuk proyek-proyek pro rakyat mendapat porsi lebih baik. Tidak hanya itu, mereka juga ditempatkan di tempat teratas dalam hiruk pikuk pembangunan di Banten. Mereka, tidak hanya sebagai subyek, namun sebagai pelaku pembangunan. Dengan demikian, mereka  tidak hanya menjadi penonton, akan tetapi bisa ikut mengawasi maupun terlibat langsung dalam proses pembangunan.

Semangat Gubernur  dan Wakil Gubernur Banten,  H. Wahidin Halim (WH) dan H.Andika Hazrumy, untuk memakmurkan bumi dan rakyat Banten itu, memang membanggakan. Tekad WH-Andika tersebut, guna mewujudkan impian panjang rakyat Banten yang ingin murah sandang, pangan, papan, guyub, rukun dalam menjalani hidup dan kehidupan.

“Sejak Provinsi Banten berdiri, baru ini diajak memberikan sumbangsih dalam pembangunan,” tutur sejumlah warga ketika ditemui Minggu (17/12/2017).

Menurut mereka, ajakan membangun tanah kelahiran tersebut sangat mulia. Terlebih lagi Gubernur dan Wakilnya,  WH-Andika, juga akan menempatkan rakyat sebagai produsen hasil alam, bukan menjadi konsumen.

Misalnya, membangun sentra-sentra produksi  hasil alam dengan bantuan teknologi modern di sekitar Pelabuhan Bojonegara. Tidak ketinggalan tentunya membangun jalan yang terkoneksi antara jalan kecamatan, kabupaten, provinsi dan jalan negara. Kemudian, sepanjang pantai utara yang membentang dari Bayah, Lebak, Anyer hingga wilayah Teluknaga dibuat jalan tol yang bisa langsung ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

Selain peningkatan ekonomi rakyat, tidak ketinggalan dilakukan pembangunan moral melalui pondok pesantren dan lembaga-lembaga keagamaan lainnya. Untuk mempermudah rakyat yang ingin menunaikan ibadah haji atau umroh, rencananya diwujudkan asrama haji. Tujuannya, agar para jemaah tidak jauh-jauh ke Bekasi atau Jakarta jika ingin berangkat dari Bandara Soeta ke Tanah Suci, Mekkah. Rakyat Banten mayoritas muslim, Bandara ada di Banten, asrama haji tidak punya. “Untuk Rakyat dan Bumi Banten, saya wakafkan diri,” ungkap WH dalam suatu kesempatan.

Memaknai kemakmuran, menurut warga, adalah, harga beras murah dan kebutuhan hidup lainnya, kebutuhan pakaian dan rumah tercukupi. Rakyat bisa tertawa karena tidak terlilit persoalan ekonomi dan guru tidak kurus lantaran kesejahteraannya lebih baik.  Impian kemakmuran itu, sudah tersurat maupun tersirat dalam filosofi berdirinya Provinsi Banten, 17 tahun lalu. Para ‘gegedug’ Banten, diantaranya Alm. H. Chasan Chosib, Mukhtar Mandala, Triana Syam’un, H. Ismet Iskandar, satu kata satu langkah dalam tekad memuwujudkan kemakmuran di Provinsi Banten.

Berobat dan Sekolah Gratis

Kebijakan WH dan Andika  dalam mewujudkan kembali akan cita-cita mulia para pendiri Banten, dilakukan secara total. Kedua pemimpin itu, tidak mau lagi mendengar  anak putus sekolah lantaran tidak ada biaya, rakyat sakit tidak bisa berobat  maupun rakyat makan nasi aking. Untuk berobat  di rumah sakit  cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

“Semuanya gratis. Jika ada petugas rumah sakit yang menolak, laporkan.  Saya, terbuka 24 jam bagi warga yang merasa tidak dilayani petugas rumah sakit  untuk berobat,” ingat WH.

Selain berobat gratis, sekolah gratis juga diberlakukan  di seluruh SMK/SMAN di wilayah Provinsi Banten.  WH, akan memberikan sanksi tegas jika dalam tahun ajaran 2018, masih ada pungutan di sekolah.

“Sekolah  gratis itu enggak ada pungutan. Jika ada kepala sekolah yang masih bandel, tidak tertutup kemungkinan dikenakan sangsi pemecatan,” tambah WH.

Merunut ke belakang, sebelum WH-Andika menjadi gubernur dan wakil gubernur, fondasi tata kelola pemerintahan Provinsi Banten, layaknya benang kusut. Semangat suci, pendiri Banten tak lagi menjadi acuan. Justru sebaliknya polah tingkah penguasa mengabaikan moral sehat. Mereka, terjebak haus kekuasaan. Menumpuk harta dengan moral tidak terpuji, menelantarkan amanah rakyat. Sejurus kemudian, persoalan hukum lebih dominan ketimbang memakmurkan rakyat.

Karut marutnya tata kelola pemerintahan Banten tersebut, membuat rakyat  kecewa. Mereka, mendambakan dan mencari gubernur yang memahami hati rakyat. Pengertiannya, seorang  gubernur yang jujur, tegas dan semata-mata mengabdi untuk bumi dan rakyat Banten. “Nasib bumi dan rakyat Banten menjadi taruhannya,” tambah mereka.

Khusus Gubernur WH, adalah anak seorang guru. Dia pernah menjadi Kades, Camat, Kadis, Asisten, Sekda hinga dua periode menjabat walikota Tangerang. Dia, juga pernah menjadi wakil ketua Komisi II, DPR RI. Segudang pengalaman memegang amanah rakyat pernah dilakoni. Dia juga penggemar olahraga, baik silat, bulutangkis hingga catur. Dia, jago ngaji dan sering menjadi khotib baik waktu sholat Jum’at maupun waktu Idul Fitri, Idul Adha. Untuk kebaikan dan kemaslahatan rakyat Banten, WH-Andika melangkah. (red)