Berita AktualBerita Daerah

Gubernur: Pajale Menjadi Andalan Ekonomi Masyarakat Lebak

Lebak – Gubernur Banten H Wahidin Halim optimistis Kabupaten Lebak menjadikan sentra padi, jagung dan kedelai (pajale) karena memiliki potensi kekayaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah dengan kesuburan lahan pertanian.

“Kami mendorong masyarakat Lebak ke depan menjadikan sentra penghasil pajale sebagai andalan penghasilan ekonomi masyarakat,” kata Wahidin Halim di Lebak, Minggu (3/9/2017).

Potensi kekayaan SDA Kabupaten Lebak luar biasa, terutama sektor pertanian bisa menghasilkan jutaan ton produksi pajale. Produksi pajale itu dapat menyumbangkan kedaulatan pangan nasional juga peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat setempat.

Apalagi, pembangunan Waduk Karian nantinya bisa memasok pengairan irigasi seluas 22.000 hektare.

Pemerintah Banten terus mengusulkan bantuan berbagai kegiatan produksi pertanian kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman. Bahkan, tahun 2017 Kabupaten Lebak mendapat bantuan pertanian padi dan jagung. “Kami berharap bantuan pertanian itu dapat mendongkrak komoditas produksi pangan,” katanya.

Kepala Seksi Perselia Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dadan Firdaus mengatakan pihaknya optimistis Kabupaten Lebak menjadi daerah lumbung jagung karena tahun 2017 menerima bantuan program upaya khusus (upsus) jagung seluas 30.000 hektare.

Bantuan bibit jagung unggul dan berlabel disalurkan melalui Dinas Pertanian yang meliputi benih jagung hibrida jenis NK 212, pioner dan metro dengan masa tanam selama 90 hari.

Pengembangan tanaman jagung tersebut cocok dibudidayakan di lahan darat maupun persawahan. “Kami berharap Banten khususnya Kabupaten Lebak menjadi lumbung jagung sehingga pemerintah tidak mengimpor lagi,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan selama ini petani Lebak mampu menyumbangkan produksi pangan nasional dengan komoditas beras dan jagung.

Keberhasilan Lebak sebagai daerah lumbung pangan padi dan jagung dengan mengintruksikan kepada petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian di 28 kecamatan, Pengamat Organik Penyakit Tanaman (POPT), gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan PPL agar mengoptimalkan gerakan percepatan tanam.

Selain itu juga intervensi pemerintah mengalokasikan dana untuk penyaluran bantuan sarana produksi (saprodi), peralatan pertanian (alsintan) juga peningkatan sumber daya manusia (SDM) petani melalui pelatihan dan pembinaan.

Selain itu juga bantuan infrastuktur jaringan irigasi guna mendukung ketersedian pasokan air. “Semua itu untuk mendukung Lebak sebagai sentra penghasil pangan di Provinsi Banten,” ujarnya. (ant)